Para pemimpin antara Israel dan Lebanon menyampaikan pada Selasa (11/10), bahwa mereka telah mencapai kesepakatan bersejarah dan menyelesaikan sengketa perbatasan maritim selama bertahun-tahun, atas ladang minyak dan gas utama di Mediterania.
Presiden Lebanon Michel Aoun memberikan pernyataan beberapa jam setelah menerima tawaran Israel terbaru, melalui mediator Amerika Amos Hochstein.
“Versi terakhir dari tawaran itu memuaskan Lebanon, memenuhi tuntutannya dan mempertahankan hak Lebanon atas kekayaan alam ini,” katanya.
Ia mengharapkan kesepakatan itu akan diumumkan sesegera mungkin.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan, hal tersebut sebagai pencapaian bersejarah yang akan meningkatkan keamanan Israel, menyuntikkan miliaran ke dalam ekonomi Israel, dan memastikan stabilitas perbatasan utara negaranya.
Lapid juga menambahkan bahwa rancangan perjanjian ini untuk memenuhi semua prinsip keamanan dan ekonomi yang ditetapkan oleh Israel.
Ia juga menyampaikan bahwa pada Rabu (12/10) akan diadakan kabinet keamanan yang diikuti dengan pertemuan khusus pemerintah.
Perairan Israel dan Lebanon menjadi daerah yang disengketakan terkait ladang minyak dan gas Karish dan wilayah yang dikenal sebagai prospek Qanaa.
Israel mengatakan akan mulai untuk mengekstraksi minyak dan gas dari Karish dan mengekspornya ke Eropa dalam waktu dekat.
Menteri Energi Lebanon Walid Fayyad mengatakan, pada Selasa (10/10) dari perusahaan energi Prancis Total untuk segera mengerjakan prospek Qanaa yang memiliki kontrak untuk menjelajahi perairan Lebanon.