sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel keliru bunuh 3 sandera: Berapa sisanya yang akan mereka tembak sendiri?

Jenazah berkewarganegaraan ganda Perancis-Israel yang termasuk di antara sandera yang ditangkap pada 7 Oktober.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Sabtu, 16 Des 2023 19:04 WIB
Israel keliru bunuh 3 sandera: Berapa sisanya yang akan mereka tembak sendiri?

Tentara Israel mengatakan pasukannya telah menembak dan membunuh tiga sandera karena salah mengira mereka sebagai "ancaman". Pertanyaannya sekarang: Berapa banyak sisa sandera yang mungkin akan ditembak mati oleh pasukan Israel lagi?

Tentara Israel (IDF) mengatakan pasukannya menembak dan membunuh tiga sandera setelah “secara keliru” mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.

“Selama pertempuran di Shejaiya (wilayah medan pertempuran di Kota Gaza), IDF (tentara) secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, pasukan menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

“Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut telah dipetik, yang kemudian diteruskan kepada seluruh pasukan IDF di lapangan,” tambahnya, menyatakan “penyesalan mendalam atas insiden tragis tersebut”.

Netanyahu menyebut kematian sandera sebagai “tragedi yang tak terelakkan”. “Bersama seluruh rakyat Israel, saya menundukkan kepala dalam kesedihan yang mendalam dan berduka atas gugurnya tiga putra kami yang kami sayangi,” tambahnya.

Juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan militer “memikul tanggung jawab atas semua yang terjadi”.

“Kami yakin ketiga warga Israel itu melarikan diri atau ditinggalkan oleh teroris yang menyandera mereka,” katanya, seraya menambahkan: “Kami masih belum mengetahui rinciannya.”

Jenazah berkewarganegaraan ganda Perancis-Israel yang termasuk di antara sandera yang ditangkap pada 7 Oktober, sementara itu dikembalikan ke Israel setelah ditemukan oleh pasukan di Gaza.

Lebih hati-hati

AS, yang memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar kepada Israel, sangat mendukung balasan Israel terhadap serangan Hamas. Namun menyuarakan keprihatinan yang semakin besar atas jatuhnya korban sipil dan rencana jangka panjang untuk Gaza.

“Kami tidak percaya bahwa masuk akal bagi Israel, atau tepat bagi Israel, untuk menduduki kembali Gaza dalam jangka panjang,” kata Sullivan setelah bertemu dengan para pemimpin Israel.

Di Washington, Biden menegaskan kembali seruan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap warga sipil Gaza.

“Saya ingin mereka fokus pada cara menyelamatkan nyawa warga sipil – bukan berhenti mengejar Hamas, tapi lebih berhati-hati,” kata Biden dilaporkan NDTV.

Sullivan juga melakukan perjalanan ke Tepi Barat untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang mengatakan Gaza harus tetap menjadi “bagian integral” dari negara Palestina.

Otoritas Palestina yang dipimpin Abbas mempunyai kendali administratif parsial di Tepi Barat yang diduduki Israel, namun sangat tidak populer di kalangan warga Palestina dan semakin dilemahkan akibat perang.

Namun, Washington masih berharap bahwa dalam bentuk yang dihidupkan kembali, mereka dapat melanjutkan kendali atas Gaza sebagai bagian dari dorongan baru bagi solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.

Beberapa negara Barat mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut agar Israel "mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pemukim Israel" di Tepi Barat.

Serangan yang dilakukan oleh pemukim ekstremis sejak awal Oktober telah menewaskan delapan warga Palestina dan melukai 83 orang, kata mereka.

Kepolisian Israel mengatakan pihaknya telah memberhentikan beberapa petugas setelah mereka menyerang seorang jurnalis kantor berita Turki Anadolu ketika dia mencoba mengambil foto warga Palestina yang sedang salat di Yerusalem timur.

Terpisah, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan Presiden Biden telah diberitahu tentang kematian tiga sandera yang secara keliru dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza yang “memilukan”.

“Ini memilukan, tragis,” kata Kirby kepada wartawan, dikutip Fox News.

Kirby berkata, AS mengharapkan Israel akan melakukan penyelidikan atas pembunuhan tersebut dan apa yang menyebabkan pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah para tawanan.

“Berita yang keluar dari Gaza hari ini adalah tentang para sandera yang terbunuh dalam sebuah penggerebekan. Saya ingin berhati-hati di sini untuk tidak berbicara terlalu banyak secara spesifik karena kita tidak memiliki pemahaman yang sempurna tentang bagaimana operasi ini berlangsung dan bagaimana kesalahan tragis ini terjadi,” kata Kirby.

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan pihaknya mulai meninjau penembakan mematikan tersebut dan “pelajaran langsung telah diambil dari peristiwa tersebut.”(ndtv,foxnews)

Berita Lainnya
×
tekid