Israel kepung total Jalur Gaza, pasokan listrik dan makanan terputus

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyerukan pengepungan total Jalur Gaza, Palestina, pada Senin (9/10). Perintah ini dilontarkan pada hari ketiga pertempuran, yang diawali militan Hamas meluncurkan serangan roket dan darat ke Israel.

Pengepungan ini bakal berdampak pada pasokan makanan dan listrik ke Jalur Gaza, yang dihuni sekitar 2 juta orang. Sekalipun teritorial Palestina, Jalur Gaza dikelola dan dipimpin gubernur militer Mesir.

"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar. Kami berhadapan dengan hewan dan kami akan bertindak sesuai," kata Gallant.

Sementara itu, Menteri Energi Israel, Israel Katz, memerintahkan penghentian pasokan air ke Gaza. Ini akan memperparah kondisi di sana mengingat sehari sebelumnya (Minggu, 8/10), distribusi bahan bakar dan listrik diputus.

Sebagian besar listrik di Gaza disuplai Israel. Sekalipun memiliki pembangkit listrik berumur tua, tetapi sumber air tanah yang ada di Gaza telah rusak akibat polusi sehingga berasa asin. Bahkan, lebih dari 90% air di akuifer tunggal Gaza tak lagi layak minum.

Di sisi lain, tidak ada tanda-tanda Hamas mengurangi serangan. Pangkalnya, sirene serangan udara terus berbunyi di Yerusalem dan Tel Aviv kala Hamas meluncurkan salvo.

Ledakan terdengar di Yerusalem disertai suara sonik, yang menunjukkan aktivasi sistem pertahanan udara Iron Dome Israel. Roket juga mendarat di kota-kota di selatan, termasuk Ashkelon.

Proyektil mendarat di area terbuka Tel Aviv dan Yerusalem serta Highway 1, jalur utama yang menghubungkan dua kota tersebut. Layanan darurat belum mencatatkan laporan korban atas insiden tersebut. Bandara utama Israel tetap beroperasi, tetapi banyak maskapai membatalkan penerbangan. (Washington Post)