sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kabur dari karantina Covid-19, WNI ditangkap di Korsel

Pria itu melarikan diri dari fasilitas darurat yang terhubung dengan sebuah hotel di Seoul pada Minggu (4/10) malam.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 08 Okt 2020 18:29 WIB
Kabur dari karantina Covid-19, WNI ditangkap di Korsel

Media Korea Selatan pada Rabu (7/10) melaporkan nelayan asal Indonesia kabur dari fasilitas karantina Covid-19 milik pemerintah dengan cara menggali lubang di bawah dinding, sehari sebelum dia menyelesaikan masa karantina wajib dua pekan.

Pria itu melarikan diri dari fasilitas darurat yang terhubung dengan sebuah hotel di Seoul pada Minggu (4/10) malam, tetapi dia tidak ditemukan sampai keesokan paginya.

Kantor berita Yonhap melaporkan, polisi menangkapnya pada Rabu (7/8) di Kota Cheongju, 112 kilometer selatan dari ibu kota.

"Orang tersebut dinyatakan negatif Covid-19 dan tidak menunjukkan gejala selama masa isolasi," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Korea Selatan Son Young-rae kepada wartawan.

Pihak berwenang mencurigai pria itu, yang memasuki negara itu dengan visa anak buah kapal, bermaksud untuk tinggal secara ilegal di Korea Selatan. Pasalnya, ada beberapa insiden serupa yang melibatkan warga negara Vietnam dalam beberapa bulan terakhir.

Setiap orang yang tiba di Korea Selatan dari luar negeri diharuskan menjalani isolasi selama dua minggu untuk mencegah penyebaran coronavirus jenis baru, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala Covid-19 atau tidak.

Pada Maret, kemenkes negara itu memperingatkan akan mendeportasi orang asing dan warga Korea Selatan dapat menghadapi penjara jika melanggar aturan karantina mandiri setelah lonjakan kasus impor Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) melaporkan 69 infeksi baru pada Kamis (8/10), membuat total kasus di negara tersebut menjadi 24.422, termasuk 427 kematian.

Sponsored

Pada Selasa (6/10), untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir, Korea Selatan mencatat lebih dari 100 kasus baru per harinya. Pejabat kesehatan telah menyampaikan kekhawatiran bahwa infeksi akan meningkat karena peningkatan perjalanan selama lima hari liburan Chuseok yang berakhir pada Minggu (11/10).

Sebanyak 92 dari kasus yang baru dikonfirmasi pada Selasa berada di wilayah metropolitan Seoul, yang telah menjadi pusat kebangkitan virus sejak pertengahan Agustus.

Pejabat kesehatan telah berjuang untuk melacak transmisi yang terkait dengan berbagai tempat, termasuk rumah sakit, gereja, restoran, dan pangkalan militer di Pocheon di mana 37 tentara sejauh ini dinyatakan positif. 

Sumber : Channel News Asia

Berita Lainnya
×
tekid