sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus bunuh diri di Korea Selatan melonjak sejak pandemi

Sekitar 60% orang yang dirawat di ruang gawat darurat setelah mencoba bunuh diri tahun lalu adalah wanita.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Rabu, 16 Sep 2020 12:27 WIB
Kasus bunuh diri di Korea Selatan melonjak sejak pandemi

Di tengah pandemi coronavirus, penurunan pendapatan, memburuknya ketakutan tentang pekerjaan, dan jarak sosial yang berkepanjangan. Korea Selatan ternyata juga mengalami krisis kesehatan mental.

Statistik pemerintah menunjukkan jumlah orang di Korea Selatan yang sengaja melukai diri sendiri pada paruh pertama 2020, melonjak hampir 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 595.724 orang telah dirawat karena depresi sementara tingkat bunuh diri juga meningkat.

Para ahli juga menunjukkan bahwa statistik tidak mencatat jumlah percobaan bunuh diri.

"Kekhawatiran terbesar yang saya dengar sekarang, ketidakamanan terbesar adalah tentang masa depan orang-orang di masa sulit ini," kata pendiri Klinik Kesehatan Mental Pusat Seoul Park Chan-min.

Dia mengatakan sejak awal pandemi, orang-orang menjadi semakin khawatir tentang pekerjaan mereka, pendapatannya yang menurun, dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari mereka.

"Ini adalah tren yang tampaknya sedang muncul," ujarnya.

Menurut data statistik dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, perempuan mengalami pikiran untuk bunuh diri 1,5 kali lebih sering daripada laki-laki. Sekitar 60% orang yang dirawat di ruang gawat darurat setelah mencoba bunuh diri tahun lalu adalah wanita.

“Dalam enam bulan pertama setelah coronavirus menyerang, wanita Seoul berusia 20-an mencoba bunuh diri hampir lima kali lebih sering daripada demografi lainnya,” kata seorang pejabat kota kepada media lokal.

Sponsored

Sama halnya dengan kasus melukai diri sendiri, politikus dari Partai Keadilan Lee Eun-ju meminta, pemerintah untuk berbuat lebih banyak.

Dia mengatakan protokol jarak sosial dan isolasi diri yang diberlakukan karena pandemi telah menyebabkan tekanan mental, dan situasinya harus dianggap sebagai "bencana sosial" daripada sekadar pertanyaan tentang seseorang yang sakit.

“Pemerintah harus melakukan tindakan dan bersiap untuk memberikan pengobatan. Khususnya bagi keluarga muda dan berpenghasilan rendah, perlu disediakan sistem yang mudah diakses, termasuk konseling dan dukungan pengobatan, serta menurunkan ambang batas konsultasi medis.” ujarnya.

Lee telah mengusulkan pembentukan tim yang akan dapat menyusun program dukungan khusus untuk kaum muda, selain Kelompok Dukungan Pemulihan Psikologis Bencana Pusat yang dibentuk oleh pemerintah pada 30 Juli.

Menurut data terbaru dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri per kapita tertinggi dari 35 negara anggota, dan bunuh diri telah menjadi penyebab utama kematian kaum muda sejak 2007.

 

Sumber: Deutsche Welle
 

Berita Lainnya
×
tekid