sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Keamanan Pakistan diperketat jelang pemilu

Pemilu Pakistan akan jadi pertarungan sengit bagi dua partai, PLM-N yang dipimpin eks PM Nawaz Sharif dan PTI yang dinakhodai Imran Khan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 24 Jul 2018 12:18 WIB
Keamanan Pakistan diperketat jelang pemilu

Keamanan diperketat menjelang pemilu Pakistan yang akan berlangsung Rabu (25/7). 

"Ada ancaman terorisme di sejumlah wilayah di Pakistan dan itu sangat disayangkan, namun kepolisian Lahore cukup mampu dan kami berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah serangan," tutur kepala polisi kontrateror Lahore Inspektur Nadeem Khokhar seperti dilansir Sky News, Selasa (24/7).

"Tantangan utama kami pada dasarnya adalah untuk menjaga kampanye pemilu serta keamanan pada hari pemilihan," imbuhnya.

Lahore merupakan ibu kota Punjab dan kota kedua terbesar di Pakistan.

Pertarungan untuk memperebutkan kursi perdana menteri Pakistan berikutnya dilaporkan ketat. Meski demikian, sebagian besar jajak pendapat memprediksi kemenangan tipis bagi mantan kapten kriket Pakistan Imran Khan yang memimpin partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).

Militer yang sangat berkuasa dituding memengaruhi pemilu yang pada akhirnya menguntungkan Khan dengan menyensor berita.

Prospek Khan untuk memenangkan pemilu dinilai cerah, mengingat hubungannya yang hangat dengan militer, yang mengontrol tuas kekuasaan utama di Pakistan. Militer telah mendominasi kebijakan luar negeri dan keamanan Pakistan selama beberapa dekade terakhir.

"Menurut saya sebuah pemerintah yang demokratis memerintah dari otoritas moral. Dan jika Anda tidak memiliki otoritas moral, maka mereka yang memiliki otoritas fisik memaksa tampil. Bagi saya, mereka adalah tentara Pakistan, bukan musuh. Saya akan membawa militer bersama saya," ucap Khan dalam sebuah wawancara di Lahore seperti dilansir The New York Times.

Sponsored

Hasan Askari Rizvi, seorang analis yang berbasis di Lahore mengatakan bahwa kedekatan Khan dengan militer, membuat sosoknya terus meroket. "Khan menyadari bahwa jika Anda ingin memimpin Pakistan, Anda harus bekerja (sama) dengan militer karena tantangan internal dan eksternal. Bertikai dengan militer membuat Anda tidak dapat memimpin negara."

Lawan utama Khan adalah Nawaz Sharif, mantan perdana menteri yang memimpin partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N). Sharif sendiri tengah mendekam di balik penjara setelah dia ditangkap pada Jumat (20/7) malam ketika mendarat di Lahore dari London.

Sharif divonis 10 tahun penjara dan denda delapan juta pound sterling atas kasus korupsi. Tidak hanya Sharif, putrinya Maryam Nawaz divonis tujuh tahun dan dua juta pound sterling atas tuduhan serupa. Keduanya mendekam di penjara di kota Rawalpindi. Dari balik jeruji besi, Sharif tetap menyerukan rakyat untuk memilih partainya.

Upaya Sharif untuk menegaskan kontrol sipil atas militer selama masa jabatan terakhirnya gagal, menjadikan sosoknya sangat dibenci di kalangan militer.

Mushahid Hussain, senator dan ketua komite urusan luar negeri PML-N mengatakan bahwa pihaknya tetap optimis dengan hasil pemilu.

"Kami telah menjadi target, kami telah menjadi korban ... tapi kepemimpinan kami sangat tangguh. Kami menghadapi krisis, kami mengatasinya, dan kami bangkit kembali," tegas Hussain.

Selain PTI dan PML-N, partai lain yang juga akan bertarung dalam pemilu adalah Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin oleh putra mendiang mantan PM Benazir Bhutto.

Berita Lainnya
×
tekid