sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lebih separuh perusahaan Jepang tidak beri kenaikan gaji 

Tahun ini hanya kurang dari setengah perusahaan Jepang memberi kenaikan gaji untuk karyawannya. Itu pun cuma sekira 2%.

Rifa Nadia Nurfuadah
Rifa Nadia Nurfuadah Selasa, 20 Feb 2018 14:05 WIB
 Lebih separuh perusahaan Jepang tidak beri kenaikan gaji 

Seharusnya, karyawan berbagai perusahaan di Jepang mendapat kenaikan gaji pokok tahunan dalam beberapa bulan mendatang. Namun, karyawan di lebih dari separuh perusahaan Jepang harus gigit jari. 

Lebih dari separuh perusahaan di Negeri Matahari Terbit memutuskan tidak akan menaikkan gaji pokok para karyawan mereka. Langkah ini dianggap sebagai sebuah kemunduran mengingat bertentangan dengan kebijakan bisnis nasional dari Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, yaitu meminta perusahaan menaikkan gaji pegawai sebesar 3% untuk mendorong kebangkitan ekonomi. 

Hasil Survei Korporasi Reuters terbaru menunjukkan, hanya kurang dari separuh perusahaan di Jepang yang berencana menaikkan gaji pegawai mereka. Dan kebanyakan perusahaan dalam grup ini menyebut, kenaikan tersebut akan sama dengan tahun lalu yaitu sekira 2%. 

Dilansir Reuters, Selasa (20/02), PM Abe dan Grup Bisnis Keidanren mengupayakan  kenaikan gaji 3% untuk mendorong konsumsi dan inflasi. Keduanya merupakan elemen kunci Abe untuk menghalau deflasi di negerinya selama beberapa tahun terakhir. 

Kenaikan produk domestik bruto atau PDB kuartal IV yang dilaporkan pada pekan lalu menandai ekspansi ekonomi terpanjang Jepang sejak 1980-an. Namun, kenaikan upah yang signifikan tetap sulit dilakukan meski pasar tenaga kerja paling ketat dalam sekira empat dekade.

Dalam empat tahun terakhir, perusahaan-perusahaan besar sepakat untuk menaikkan upah sekira 2% pada negosiasi upah tahunan dengan serikat pekerja. Angka itu menjadi patokan yang ditentukan untuk perundingan di seluruh negeri.

Sebagian dari itu sekira 1,8%  datang secara otomatis di bawah sistem kerja berbasis senioritas Jepang. Apa pun di luar itu adalah kenaikan gaji pokok.

Tetapi banyak perusahaan yang mewaspadai kenaikan gaji karena menerapkan biaya personil tetap yang lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan ini lebih memilih untuk membayar bonus satu kali saja.

Sponsored

Survei dilakukan antara 31 Januari hingga 14 Februari atas nama Reuters oleh Nikkei Research. Dari sekira 240 perusahaan yang merespons, 52% mengatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan gaji pokok.

"Ini akan membuat beban ketika lingkungan bisnis berubah menjadi lebih buruk," tulis seorang manajer di sebuah pabrik peralatan transportasi dalam survei tersebut.

Sisanya, sekitar 48% mengatakan berniat menaikkan gaji pokok. Namun, sekitar 76% dari kelompok ini mengatakan kenaikannya akan sama seperti tahun lalu. Sekira 14% melihat kenaikan gaji melebihi tahun lalu, sedangkan 10% mengatakan bahwa mereka akan menaikkan gaji di bawah kenaikan tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan upah mengutip pengembalian sebagian keuntungan kepada karyawan dan memotivasi pekerja. Beberapa bahkan mengutip tekanan pemerintah.

"Kami tidak punya pilihan selain menaikkan gaji pokok karena kebijakan pemerintah dan Keidanren," tulis seorang manajer perusahaan peralatan transportasi lain.

 

 


Daftar 10 negara dengan gaji tinggi hasil survei Institute for Management Development (IMD) World Talent Rating. 

 

 

Nyaris dibekukan
Di Jepang, gaji pokok menyumbang sebagian besar upah bulanan. Kenaikan gaji pokok hampir dibekukan sejak awal 2000-an di tengah deflasi yang terus-menerus.

Beberapa ekonom memperkirakan perusahaan-perusahaan besar akan setuju untuk menaikkan gaji pokok tahun ini sekira 0,5-0,6%. Di saat yang sama, kenaikan gaji otomatis senioritas akan membawa pertumbuhan upah keseluruhan menjadi sekira 2,3-2,4%.

"Keidanren menetapkan target luar biasa 3% untuk kenaikan upah dan pemerintah telah memperluas insentif pajak bagi perusahaan-perusahaan yang menaikkan upah," kata Yuichiro Nagai, ekonom Barclays Securities, yang memperkirakan kenaikan upah 2,3%.

Namun, 52% responden mengatakan bahwa target 3% itu tidak realistis dan 7% mengatakan "tidak perlu ditanyakan". Sekira 41% mengatakan bahwa hal itu realistis.

Pertanyaan yang sama dalam survei Desember, 31% mengatakan bahwa hal itu realistis, 61% mengatakan bahwa hal itu tidak realistis, sedangkan 7% menyebutnya "tidak perlu ditanyakan lagi."

Berita Lainnya
×
tekid