sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menlu Arab Saudi: Kami tidak tahu keberadaan jasad Khashoggi

Khashoggi memasuki Konsulat Arab Saudi di Turki pada Selasa (2/10) dan setelah itu dia tidak pernah terlihat lagi.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 22 Okt 2018 09:00 WIB
Menlu Arab Saudi: Kami tidak tahu keberadaan jasad Khashoggi

Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir pada Minggu (21/10) menegaskan, tidak mengetahui rincian mengenai bagaimana wartawan Jamal Khashoggi (60) dibunuh di konsulat mereka di Istanbul atau di mana jasadnya saat ini.

Dia mengatakan kepada Fox News dalam wawancara bahwa Khashoggi didekati oleh tim keamanan Arab Saudi ketika dia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul dan laporan mengenai apa yang terjadi setelah itu berbeda dari apa yang para pejabat Turki sampaikan, dan mendorong Arab Saudi untuk menyelidiki.

"Dia dibunuh di konsulat itu. Kami tidak tahu rincian-rinciannya bagaimana. Kami tidak tahu dimana jasadnya," kata Jubeir. 

"Kami bertekad untuk mengungkap setiap aspek ... Kami bertekad menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini." 

Jubeir menyebut pembunuhan Khashoggi merupakan kesalahan yang mengerikan. "Ini tragedi yang mengerikan. Kami sampaikan belasungkawa kepada mereka. Kami merasakan duka mereka," ujar Jubeir dalam wawancara tersebut. "Sayangnya kesalahan besar terjadi dan saya jamin bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menanggung akibatnya."

Narasi baru

Sebelumnya, versi baru kematian Khashoggi yang berbeda dari penjelasan sebelumnya, beredar dari seorang pejabat Arab Saudi.

Pejabat Arab Saudi, yang tidak ingin jati dirinya disebutkan itu, merinci bagaimana tim beranggota 15 warga Arab Saudi dikirim untuk menghadapi Khashoggi pada Selasa (2/10) telah mengancamnya dengan dibius dan diculik dan kemudian membunuhnya dengan cara dicekik ketika dia melawan. Seorang anggota tim itu kemudian mengenakan pakaian Khashoggi supaya tampil seolah-olah dia sudah meninggalkan konsulat.

Sponsored

Pejabat Arab Saudi tersebut memperlihatkan apa yang dia klaim sebagai berkas intelijen internal yang menunjukkan upaya untuk membawa pulang para pembangkang, termasuk Khashoggi. Dia juga menunjukkan pengakuan dari mereka yang terlibat dalam apa yang dilukiskannya sebagai usaha-usaha menutupi tim beranggota 15 orang itu, dan hasil-hasil pendahuluan dari penyidikan internal. Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung penemuan-penemuan dari investigasi tersebut dan bukti lain.

Setelah membantah terlibat dalam hilangnya Khashoggi selama dua pekan, Arab Saudi pada Sabtu (20/10) pagi akhirnya bersuara dengan mengatakan dia meninggal dalam perkelahian di konsulat mereka di Istanbul. Sejam kemudian, pejabat lain dari Arab Saudi mengaitkan kematian tersebut dengan cara dicekik.

Narasi itu adalah pejelasan paling terbaru dari Arab Saudi yang telah berubah berkali-kali. Sejak awal mereka bersikeras bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung itu segera setelah masuk. Ketika banyak pihak menduga bahwa dia telah dibunuh di sana, Arab Saudi menyebut tuduhan itu tanpa dasar.

Ketika ditanya oleh Reuters mengapa versi pemerintah tentang kematian Khashoggi selalu berubah, pejabat Arab Saudi tersebut mengatakan pernyataan awal pemerintah didasarkan pada informasi yang salah yang dilaporkan secara internal pada waktu itu.

"Begitu jadi jelas laporan-laporan awal dari misi ini salah, investigasi internal dilakukan dan menahan diri dari komentar lebih lanjut dari khalayak," kata pejabat itu, yang menambahkan bahwa penyelidikan masih berlanjut.

Menurut versi terbaru kematian itu, pemerintah ingin meyakinkan Khashoggi untuk kembali ke Arab Saudi sebagai bagian kampanye mencegah pembangkang Arab Saudi direkrut oleh musuh-musuh negara itu, kata pejabat tersebut.

Untuk itu, kata pejabat tersebut, wakil ketua Kepresidenan Intelijen Umum, Ahmed al-Asiri, membentuk dan mengumpulkan tim beranggota 15 orang dari unsur intelijen dan pasukan keamanan pergi ke Istanbul, bertemu Khashoggi di konsulat dan berusaha meyakinkannya untuk kembali ke Arab Saudi.

"Ada prosedur merundingkan pemulangan pembangkang dengan damai: yang memberi mereka otoritas bertindak tanpa mengembalikan kepada kepemimpinan," kata pejabat itu.

"Asiri adalah salah seorang yang membentuk tim itu dan meminta seorang yang bekerja dengan (Saud) al-Qahtani dan kenal Jamal pada waktu mereka bekerja di kedutaan di London," katanya.

Pejabat tersebut mengatakan Qahtani telah menugaskan salah seorang petugasnya untuk melakukan perundingan itu.

Menurut rencana yang sudah dibuat, tim itu akan menahan Khashoggi di satu rumah di luar Istanbul untuk kurun waktu tertentu tetapi kemudian melepaskannya jika akhirnya dia menolak kembali ke Arab Saudi, kata pejabat itu.

Telah terjadi hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana sejak awal tim itu melangkahi perintah dan dengan cepat terjadi kekerasan, kata pejabat itu.

Khashoggi dipaksa masuk ke kantor konsul jenderal tempat Maher Mutreb yang diberi wewenang berbicara dengannya mengenai kembali ke Arab Saudi, menurut penjelasan pemerintah.

Namun Khashoggi menolak dan mengatakan kepada Mutreb bahwa seseorang menunggunya di luar dan akan mengontak pihak berwenang Turki jika dia tindak muncul lagi dalam waktu sejam, kata pejabat itu.

Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, mengatakan kepada Reuters bahwa kekasihnya meninggalkan dua telepon selulernya dan memberi instruksi bahwa dirinya harus menunggunya dan memanggil seorang pembantu presiden Turki jika dia tak muncul lagi.

Kembali ke dalam kantor konsul itu, menurut laporan resmi tersebut, Khashoggi mengatakan kepada Mutreb ia melanggar norma-norma diplomatik dan mengatakan, "Apa yang Anda akan lakukan dengan saya? Anda bermaksud menculik saya?" Mutreb menjawab, "Ya, kami akan membius Anda dan menculik Anda," sebuah pernyataan yang menurut pejabat itu usaha intimidasi yang melanggar tujuan misi tersebut.

Ketika suara Khashoggi meninggi, tim itu panik. Mereka berusaha menahannya, mencekiknya dan menutup mulutnya, menurut penjelasan pemerintah.

"Mereka berusaha mencegahnya berteriak tetapi dia meninggal," kata pejabat itu, "Maksud (misi itu) bukan membunuhnya." Ketika ditanya apakah tim itu telah mencekik Khashoggi, pejabat itu mengatakan, "Jika Anda melakukan pada seseorang seusia Jamal dalam posisi ini, dia kemungkinan meninggal." Untuk menutup aksi mereka yang tak sesuai rencana, tim itu menutup jasad Khashoggi dengan karpet, membawa keluar dengan kendaraan konsulat dan menyerahkan kepada "seorang lokal yang mau bekerja sama" untuk dibuang, kata pejabat itu. 

Ahli forensik Salah Tubaigy berusaha menghilangkan jejak insiden tersebut, ujar pejabat itu.

Pejabat Turki menjelaskan jasad Khashoggi, kolumnis surat kabar Washington Post dan pengkritik Putera Mahkota Mohammed bin Salman, dipotong-potong tetapi pejabat Saudi tersebut mengatakan jasad itu dibungkus karpet dan diberikan kepada orang lokal, yang mau diajak kerja sama untuk dibuang. Ketika ditanya tentang tuduhan bahwa Khashoggi disiksa dan dipenggal, dia mengatakan hasil sementara penyelidikan tidak mendukung itu.

Sumber Turki mengatakan pihak berwenang memiliki rekaman suara yang mendokumentasikan pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat itu tetapi tidak menyiarkannya.

Riyadh mengirim delegasi tingkat tinggi ke Istanbul pada Selasa dan memerintahkan investigasi internal tetapi Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Sabtu dia tidak puas atas penanganan kematian Khashoggi oleh Arab Saudi dan pertanyaan-pertanyaan belum dijawab. Jerman dan Perancis pada Sabtu menyebut penjelasan Arab Saudi mengenai bagaimana Khashoggi meninggal tidak utuh.

Para pejabat Turki telah mengatakan kepada Reuters bahwa para pembunuh Khashoggi mungkin membuang jasadnya di Hutan Belgrad dekat Istanbul, dan di lokasi pedesaan dekat kota Yalova, 90 km dari Istanbul.

Para penyelidik Turki kemungkinan akan menemukan apa yang terjadi terhadap jasad itu tidak lama lagi, ujar seorang pejabat senior.

Pejabat Arab Saudi yang mengedarkan versi terbaru kematian Khashoggi mengatakan warga lokal yang diajak kerja sama adalah penduduk Istanbul tetapi tidak akan mengungkap kebangsaannya. Pejabat itu mengatakan para penyidik berusaha menentukan jasad itu dibuang.

Sementara itu, Mustafa Madani, anggota tim itu, mengenakan pakaian, kaca mata dan jam Apple milik Khashoggi dan meninggalkan konsulat melalui pintu belakang sebagai usaha untuk membuatnya seperti Khashoggi berjalan keluar gedung itu. Madani pergi ke distrik Sultanahmet tempat dia membuang barang-barang milik Khashoggi.

Pejabat itu mengatakan tim kemudian membuat laporan salah ke atasan dengan mengatakan mereka telah membiarkan Khashoggi pergi ketika dia memperingatkan bahwa penguasa Turki bisa terlibat dan mereka segera meninggalkan negara itu sebelum mereka diketahui.

Pihak yang meragukan versi Arab Saudi ini mempertanyakan mengapa banyak orang, termasuk perwira militer dan pakar forensik spesialis di bidang otopsi, menjadi bagian dari operasi itu jika tujuannya membujuk Khashoggi untuk kembali ke negaranya atas kemauannya sendiri. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid