sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Musik hingga kuliner jadi faktor pengerat hubungan Indonesia-Inggris

Menurut Dubes Moazzam Malik ada tujuh faktor yang mempererat hubungan Indonesia dan Inggris, termasuk musik dan kuliner.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 12 Mar 2019 16:52 WIB
Musik hingga kuliner jadi faktor pengerat hubungan Indonesia-Inggris

Bertepatan dengan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, Duta Besar Moazzam Malik mengungkapkan kegembiraannya atas perkembangan relasi kedua negara.

Menurutnya, hubungan Indonesia-Inggris terjalin baik karena tujuh faktor. Pertama, adalah pariwisata. Jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia lebih banyak dari mereka yang plesir ke Amerika Serikat dan Eropa. 

"Tahun 2018 ada sekitar 400.000 wisatawan, jumlah ini lebih banyak dari gabungan seluruh wisatawan Timur Tengah dan Afrika yang datang ke Indonesia," kata Moazzam dalam konferensi pers perayaan 70 tahun hubungan diplomatik RI-Inggris di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Selasa (12/3).

Faktor kedua adalah kebudayaan. "Inggris dan Indonesia adalah masyarakat yang beragam, multi agama, dan toleran. Ada sekitar 2,7 juta muslim di Inggris atau 5% dari populasi, juga ribuan masjid (terdapat 462 masjid di London). Masyarakat muslim Inggris memainkan peran penting dalam setiap aspek kehidupan Inggris. Kedua negara mengakui bahwa keberagaman adalah sebuah kekuatan yang baik."

Dubes Moazzam mengungkapkan bahwa melalui kerja sama berbentuk dialog lintas agama, kedua negara dapat saling mempelajari satu sama lain terkait upaya menjaga kerukunan antara umat beragama.

"Indonesia adalah negara yang sangat beragam dan memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Kami berusaha untuk mempelajari dan membuat kemitraan antara lembaga-lembaga masyarakat, terutama lembaga agama, antara kedua negara," ungkap dia.

Faktor ketiga adalah maritim. Dubes Moazzam mengatakan bahwa Indonesia dan Inggris merupakan negara kepulauan.

"Inggris terdiri dari sekitar 5000 pulau (dan ini tidak termasuk wilayah luar negeri), Indonesia terdiri dari 17.000 pulau. Budaya kita telah dibentuk oleh kepulauan sejak awal. Keduanya memiliki pengalaman dalam berdagang, invasi asing, dan sekarang kita memiliki kerja sama Angkatan Laut yang erat," terang diplomat kawakan tersebut.

Sponsored

Olahraga menjadi faktor keempat yang merekatkan hubungan Indonesia dan Inggris. "Liga Utama Inggris adalah liga sepakbola nomor satu di Indonesia. Adapun badminton merupakan olahraga favorit di Indonesia, namun olahraga raket itu lahir di Inggris."

Faktor kelima adalah musik dan kebudayaan. Dubes Moazzam menyatakan bahwa Indonesia dan Inggris sama-sama menyukai musik Queen, Coldplay, Adele, Blur, Radiohead, Led Zepplin, Pink Floyd, The Rolling Stones, David Bowie, The Who, Suede, Honne, Arctic Monkeys, Pulp, Oasis, The Smiths, Stone Roses, Take That, Ed Sheeran, dan The Beatles.

"Terdapat sekitar 80 grup gamelan di Inggris. Beberapa grup gamelan profesional juga ada di Southbank centre di London, Cambridge dan Glasgow," ungkap Dubes Moazzam.

Teh, kopi, dan makanan menjadi faktor keenam yang mendekatkan Indonesia dan Inggris. 

"Kedua negara memiliki jenis makanan yang beragam. Orang Inggris senang minum kopi asal Indonesia. Dan Anda bisa menemukan banyak sekali teh Inggris di Jakarta. Kita sama-sama menyukai makanan. Di Indonesia, setiap daerah memiliki makanan khas masing-masing. Dan karena banyaknya kaum pendatang di Inggris, Anda bisa dengan mudah menemukan segala jenis makanan di jalan-jalan besar di Inggris. Dari makanan Italia, Prancis, Spanyol, India, Karibia, Maroko, Turki, China, Jepang, Thailand, Vietnam hingga Lebanon," terang Dubes Moazzam.

Faktor terakhir adalah bendera Inggris, Union Jack. "Bendera Union Jack adalah yang paling populer di sini dan desainnya banyak digunakan untuk atribut seperti kaos, helm dan lainnya."

Harapan 

Wakil Menteri Luar Negeri RI A. M. Fachir berharap kemitraan antara Inggris dan Indonesia akan terus berkembang di segala aspek kehidupan.

Sementara ini, lanjut wamenlu, kedua negara akan berfokus pada sejumlah bidang kemitraan seperti peningkatan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dan eskalasi kemitraan dalam bidang investasi.

"Sudah banyak sekali investasi Inggris yang ada di Indonesia, tetapi tentu masih ada ruang untuk berkembang dalam hubungan kerja sama ini," tutur Fachir dalam kesempatan yang sama.

Ada pula kerja sama dalam bidang pendidikan. Fachir mengatakan banyak sekali pelajar Indonesia yang mendapat kesempatan belajar di Inggris dan begitu pula sebaliknya.

Selain itu kedua negara juga giat melakukan kerja sama dalam bidang dialog lintas agama.

"Dialog lintas agama ini dapat berjalan karena Inggris dan Indonesia sama-sama memiliki keberagaman suku, etnis, agama," jelasnya.

Fachir menuturkan bahwa Indonesia berdiri dengan dasar keberagaman, maka untuk menjaganya, diperlukan dialog dan penanaman nilai toleransi dalam masyarakat.

Indonesia, lanjutnya, merupakan negara yang aktif mempromosikan dialog lintas agama dan telah bermitra dengan 40 negara sebagai upaya meluaskan isu toleransi dalam keberagamaan, salah satunya dengan Inggris.

"Karena untuk Indonesia dan Inggris, nilai-nilai toleransi adalah hal yang harus kita tanamkan, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global," kata dia.

Fachir menyatakan isu lingkungan hidup turut menjadi perhatian kerja sama Inggris dan Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia melihat adanya kombinasi antara lingkungan dan perdagangan. Atas dasar itu, Indonesia akan meneruskan pembahasan terkait perdagangan kayu dengan Inggris.

Indonesia dengan Uni Eropa sudah memiliki Forest Law Enforcement, Government and Trade (FLEGT) dalam bentuk perjanjian perdagangan internasional.

"Kita sedang membahas untuk meneruskan FLEGT itu dengan Inggris, mudah-mudahan apa pun yang terjadi antara Inggris dan Uni Eropa tidak akan memengaruhi hubungan perdagangan berbasis lingkungan hidup ini," jelas Fachir.

Jika Indonesia berhasil menyepakati perjanjian FLEGT, itu akan menjadi perjanjian ke-70 yang dimiliki oleh Jakarta dan London.

"Selama 70 tahun ada 70 perjanjian, memang saya pikir ini bukan kebetulan," guraunya.

Fachir menekankan perlu adanya peningkatan kerja sama di bidang kemaritiman. 

"Kita akan kerja sama dengan Inggris dan membuat MoU untuk bidang kemaritiman," jelasnya.

Dubes Malik dan Wamenlu Fachir sama-sama sependapat dan menyatakan bahwa kedua negara tidak boleh berpuas diri atas kerja sama yang sudah terjalin selama 70 tahun dan perlu mengeksplorasi potensi kemitraan di bidang lainnya, serta memperkuat hubungan diplomatik yang sudah ada.

Berita Lainnya
×
tekid