sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasca-teror Strasbourg, rompi kuning akan tetap gelar protes

Protes akan tetap dilangsungkan di tengah kekhawatiran keamanan yang meningkat akibat penembakan di Strasbourg.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 14 Des 2018 19:32 WIB
Pasca-teror Strasbourg, rompi kuning akan tetap gelar protes

Massa gerakan akar rumput yang diberi julukan rompi kuning tetap akan menggelar demostrasi di Paris dan di sejumlah kawasan lain di Prancis pada Sabtu (15/12). Protes ini dilangsungkan bahkan ketika kekhawatiran keamanan meningkat akibat penembakan di Strasbourg.

Dalam wawancaranya dengan C-News, juru bicara pemerintah Benjamin Griveaux mengatakan bahwa pemerintah belum memutuskan akan melarang protes itu atau tidak.

Griveaux menambahkan, pasukan keamanan akan tetap dikerahkan karena ada kemungkinan bahwa elemen-elemen radikal dari gerakan rompi kuning "turun ke jalan, menjarah dan menghancurkan properti."

Seorang juru bicara kepolisian Paris menuturkan, mereka akan mengungkap rencana pada Jumat (14/12) malam waktu setempat.

Orang-orang di Prancis telah memakai rompi kuning dari bagasi kendaraan mereka selama lebih dari sebulan untuk menyampaikan serangkaian keluhan.

Demonstrasi yang awalnya hanya berupa blokade lalu lintas telah memuncak menjadi kekerasan serius di Paris selama dua pekan terakhir. Namun, satu-satunya hal yang mempersatukan pemrotes adalah kebencian mereka terhadap kebijakan Presiden Emmanuel Macron.

Polisi dan pasukan militer telah dikerahkan untuk mengatasi ketegangan di sejumlah sekolah menengah dan universitas. Kini petugas keamanan juga harus menangani ancaman terorisme.

Pemerintah Prancis telah meningkatkan kewaspadaan teror nasional ke tingkat tertinggi setelah penembakan Strasbourg pada Selasa (11/12). Tragedi itu menewaskan tiga orang dan melukai 13 lainnya.

Sponsored

Pelaku telah ditembak mati pada Kamis (13/12) dalam baku tembak singkat dengan polisi setelah diburu selama dua hari.

"Penegakan hukum dapat terganggu secara signifikan karena serangan teror baru-baru ini," ujar Ryan DeStefano, wakil presiden keamanan untuk penyedia manajemen risiko perjalanan internasional. "Selain itu, protes menjadi waktu yang tepat bagi para kelompok atau individu radikal untuk melangsungkan tindak teror berkedok demonstrasi damai."

Setidaknya satu kepala serikat yakni Laurent Berger dari serikat buruh CFDT menyerukan agar demonstrasi rompi kuning dihentikan.

Meski beberapa anggota rompi kuning telah memutuskan untuk menghentikan aksi protes mereka, sebagian demonstran tetap tidak yakin.

Dalam konferensi pers pada hari Kamis, para demonstran dari Montceau-les-Mines di Prancis timur menyatakan mereka akan tetap melakukan demonstrasi. Pasalnya, gerakan ini mendapat dukungan dari kedua kubu politik Prancis.

Pemimpin gerakan berhaluan kiri Prancis La France insoumise, Jean-Luc Melenchon, menyebutkan dia "terkejut" bahwa serangan teror dapat digunakan untuk menekan mereka yang ingin berdemonstrasi.

"Rompi kuning tidak bertanggung jawab atas risiko teroris," ujar Marine Le Pen, pemimpin partai Barisan Nasional. Dia tidak memberi keterangan lebih lanjut mengenai apa yang harus dilakukan pengikutnya pada gerakan hari Sabtu besok. (The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid