Perang Dunia III pecah berawal dari pengusiran diplomat?
Moskow memiliki cadangan nuklir yang sangat banyak. Inggris dan Amerika Serikat (AS) pun memiliki senjata nuklir tak kalah canggih

Moskow mengusir diplomat dari 23 negara sebagai langkah balas dendam. Banyak pihak mengkhawatirkan jika hal itu terus berlanjut, Perang Dunia III akan pecah.
Moskow memiliki cadangan nuklir yang sangat banyak. Musuh Rusia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) pun memiliki senjata nuklir tak kalah canggih. Jika ketegangan terus berlanjut, bisa saja Perang Dunia III akan terjadi.
Dalam pandangan mantan diplomat Rusia yang kini menjadi analis politik independent Vladimir Frolov, aksi saling usir diplomat bisa menjadi skandal besar. “Itu menjadi alasan memicu krisis internal yang akut,” ujarnya dilansir The Express.
Melansir BBC, Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan situasi saling usir diplomat ini akan semakin besar. “Kita seperti tinggal selama Perang Dingin,” ujarnya.
Pekan ini lebih dari 20 negara mengumumkan pengusiran diplomat Rusia sebagai solidaritas terhadap Inggris. London menyalahkan Moskow dalam pembunuhan agen ganda Sergei Skripal pada 4 Maret lalu dengan menggunakan gas syaraf. Rusia membantah keterlibatan dalam pembunuhan itu.
Perdana Menteri Inggris Theresa May memerintahkan pengusiran 23 diplomat Rusia pada 14 Maret. Rusia pun membalas mengusir 23 diplomat Inggris untuk meninggalkan Moskow. Sejauh ini, lebih dari 150 diplomat Rusia telah diusir dari banyak negara karena skandal Skripal.
Kantor berita Rusia, Sputnik, menyatakan Moskow mengusir 13 diplomat Ukraina, 4 Kanada, 4 Polandia, 4 Jerman, 3 Lithuania,3 Ceko, 3 Moldova, 2 Italia, 2 Belanda, 2 Spanyol, dan 2 Denmark. Kemudian, Rusia juga mengusir masing-masing satu diplomat dari Finlandia, Latvia, Swedia, Norwegia, Rumania, Kroasi, dan Irlandia.
Gelombang pengusiran diplomat itu diumumkan sehari setelah Rusia mengusir 60 diplomat AS dan menutup konsulat AS di St Petersburg. Langkah itu setelah Washington mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup konsulat di Seattle.
“Pesan ini dari Moskow tidak mengejutkan,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas merespons pengusiran diplomat Berlin, dilansir CNN. “Kita tidak mengambil langkah untuk mengusir diplomat Rusia secara terang-terangan. Tapi reaksi kita terhadap kasus Skripal sangat jelas karena itu sebagai sinyal politik,” ujarnya.
Maas mengungkapkan posisi Jerman itu sebagai solidaritas dengan Inggris. Itu disebabkan Rusia menolak memberikan penjelasan terkait pembunuhan Skripal. “Kita tetap berkomitmen untuk berdialog dengan Rusia dan bekerja sama untuk keamanan eropa,” katanya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB
Euforia tanggal kembar: Bertabur diskon dan bebas ongkir di e-commerce
Kamis, 23 Nov 2023 14:19 WIB