sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Politikus muslim pengkritik Trump pertahankan kursi Kongres AS

Politikus Demokrat Ilhan Omar kerap mengkritik kebijakan Trump.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 05 Nov 2020 14:46 WIB
Politikus muslim pengkritik Trump pertahankan kursi Kongres AS

Ilhan Omar berhasil mempertahankan kursinya di Kongres untuk Minnesota di Minneapolis, Amerika Serikat. Omar, usia 38 tahun, mengalahkan penantangnya dari Partai Republik, seorang pengusaha Afrika-Amerika, Lacy Johnson. Omar menang dengan perolehan 64,6% suara. Sementara Lacy 25,9%.

Dia merupakan keturunan etnis Somalia-Amerika dan muslimah AS pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres sejak 2018. Selain itu, Omar juga dikenal sebagai salah satu anggota dari apa yang disebut "Squad" yang terdiri dari empat wanita progresif kongres dari Partai Demokrat. Mereka adalah Rashida Tlaib dari Detroit, Alexandria Ocasio-Cortez dari New York City, dan Ayanna Pressley dan Boston.

Keempatnya mewakili faksi baru yang muncul dari politikus muda progresif yang mendorong kepemimpinan Partai Demokrat di DPR. Imigran Somalia itu membangun reputasi politiknya sejak terpilih menjadi anggota legislatif di Minnesota pada 2016.

Namanya melambung melalui advokasi agresif terhadap isu-isu liberal, komentar anti-Israel. Pernyataan Omar yang kerap menyerang Presiden Donald Trump membuatnya semakin menonjol di mata masyarakat dan media. Dia sering menjadi sasaran kritik dan komentar fitnah dari Trump serta sejumlah pejabat dari Partai Republik lainnya.

Sponsored

Bulan lalu, Omar mengkritik Trump dengan menyebutnya sebagai "rasialis" setelah Trump merendahkannya selama kampanye pilpres. Sikap Trump tersebut secara tidak langsung menyiratkan bahwa Omar bukan warga AS.

Terkait kebijakan luar negeri, Omar juga vokal menentang hubungan Negeri Paman Sam dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dalam wawancara dengan Al Jazeera tahun lalu, dia mengatakan bahwa, "persekutuan AS dengan Arab Saudi dan UEA tidak bermoral. Saya percaya bahwa itu adalah salah satu hubungan yang paling aneh dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kami sebagai bangsa". (Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid