sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Putri Sultan Johor adopsi balita dengan sindrom manusia serigala

Balita perempuan tersebut lahir dengan rambut berlebih di wajah dan tubuh bagian atas serta tanpa lubang hidung.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Jumat, 03 Nov 2023 11:09 WIB
Putri Sultan Johor adopsi balita dengan sindrom manusia serigala

Seorang putri keturunan Sultan Johor Malaysia menyatakan keinginannya mengadopsi seorang balita. Kisahnya pun viral karena bayi yang ingin diadopsi menderita 'sindrom manusia serigala'.

Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah adalah putri ketiga dari almarhum Sultan Iskandar dari Johor. Saat tur ke negara bagian timur Sabah dan Sarawak bersama Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah ia bertemu Missclyen Roland yang berusia dua tahun pada 10 September lalu. 

Balita perempuan tersebut lahir dengan rambut berlebih di wajah dan tubuh bagian atas serta tanpa lubang hidung. Tunku Azizah menyebutnya "anak dari surga'.

Setelah pertemuan itu, Tunku Azizah menawarkan untuk membayar biaya sekolah dan pengobatan anak tersebut. Ia pun ingin mengadopsinya.

“Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban ayah Missclyen dalam memberikan perawatan dan membesarkannya,” tulis Ratu dalam surat tertanggal 10 Oktober kepada orang tua gadis tersebut.

Surat itu dibagikan di Facebook oleh ibu Missclyen yang berusia 29 tahun, Theresa Guntin, yang mengatakan bahwa tawaran itu adalah “suatu kehormatan besar”.

Dia juga mempunyai pesan untuk putrinya: “Kamu sangat beruntung. Kami berharap semuanya akan berjalan dengan baik.”

Suaminya Roland Jimbai, 49, mengatakan dia menangis bahagia saat membaca surat itu.

Sponsored

“Saya tidak menyangka pertemuan singkat kami hari itu menarik perhatian Yang Mulia hingga mengangkat Missclyen sebagai anak angkatnya,” katanya kepada harian lokal Borneo Post.

Ayah empat anak ini juga mengatakan kepada New Sarawak Tribune: “Ini berarti Missclyen kecil kami adalah seorang putri, dan kami akan memanggilnya Putri Missclyen.”

Gadis itu didiagnosis menderita hipertrikosis umum bawaan, penyakit langka yang ditandai dengan pertumbuhan rambut berlebihan di seluruh tubuh. Kadang-kadang disebut sebagai sindrom manusia serigala.

Dia juga dilahirkan tanpa lubang hidung.

Roland yang berprofesi sebagai tukang las berharap kehidupan anak bungsunya kini semakin membaik, terutama kesehatan dan pendidikannya.

“Keluarga saya pernah mengalami stigma sosial di masa lalu karena penampilan dan kondisi Missclyen. Namun, mulai hari ini dan saat dia besar nanti, dia akan selalu dihormati karena Ratu mengadopsinya,” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan harapannya bisa bertemu kembali dengan pasangan kerajaan tersebut.

Roland dan keluarganya telah menunggu selama lima jam untuk bertemu Raja dan Ratu, yang hanya mereka lihat di televisi dan media sosial.

Kesabaran mereka membuahkan hasil ketika pasangan kerajaan berfoto bersama Missclyen, dan Ratu menggendong serta memeluk anak tersebut.

Kasus anak dengan sindrom manusia serigala

Pada medio 2019, dilaporkan sebanyak 16 anak di Spanyol mengalami kondisi sindrom manusia serigala setelah mengonsumsi obat yang diduga terkontaminasi.

Bayi-bayi itu dilaporkan menderita hipertrikosis setelah mengonsumsi omeprazole untuk mengatasi refluks asam dan gangguan pencernaan. Namun formulanya telah terkontaminasi minoxidil – bahan aktif dalam obat alopecia.

Badan Obat-obatan dan Produk Kesehatan Spanyol  kemudian mengambil langkah menarik sejumlah batch persediaan yang terkena dampak untuk ditarik dari perusahaan farmasi yang berbasis di Malaga. Obat-obatan itu berasal dari india.

Seperti dikutip dari Docquity, hipertrikosis umum bawaan dapat disebabkan oleh beberapa sindrom pewarisan genetik yang melibatkan mutasi pada protein yang mengendalikan perkembangan folikel rambut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan obat-obatan seperti minoksidil di dalam rahim dapat menyebabkan bayi terkena kelainan hipertrikosis. Namun, hipertrikosis prapubertas telah dikaitkan dengan peningkatan testosteron bebas dan total pada beberapa pasien.

Disebutkan juga bahwa faktor penyebab hipertrikosis ini bisa karena cedera otak traumatis, hipotiroidisme remaja, dermatomiositis remaja, malnutrisi, kanker atau infeksi HIV stadium lanjut, atau porphyria cutanea tarda, suatu kondisi dimana kulit menunjukkan sensitivitas cahaya yang tinggi.(asiaone, daily telegraph, docquity)

Berita Lainnya
×
tekid