sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Selandia Baru akan buka perbatasan internasional awal 2022

Keberhasilan Selandia Baru dalam membasmi kehadiran Covid-19 di dalam negeri telah memungkinkan kehidupan kembali hampir normal.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 13 Agst 2021 15:05 WIB
Selandia Baru akan buka perbatasan internasional awal 2022

Pemerintah Selandia Baru pada Kamis (12/8) menyatakan bahwa mereka berencana untuk dengan hati-hati membuka kembali perbatasannya untuk pelancong internasional pada awal 2022.

Para pejabat juga mengatakan, mereka akan menunda suntikan kedua vaksin Pfizer untuk mempercepat suntikan pertama guna melindungi lebih banyak orang seiring dengan meningkatnya ancaman dari varian Delta.

Keberhasilan Selandia Baru dalam membasmi kehadiran Covid-19 di dalam negeri telah memungkinkan kehidupan kembali hampir normal. Negara Pasifik Selatan berpenduduk 5 juta orang itu telah melaporkan hanya 26 kematian sejak pandemik dimulai.

Keberhasilan mengekang penyebaran virus sebagian dengan menutup perbatasan bagi mereka yang bukan penduduk atau warga negara.

Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pemerintah Selandia Baru perlu mempertahankan pembatasan ketat terhadap virus begitu perjalanan internasional dilanjutkan.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa pemerintah berencana mengikuti saran para ahli dan mempertahankan strategi eliminasi.

"Sementara pandemik terus mengamuk di luar negeri, virus terus berubah dan bermutasi, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menjaga keuntungan yang dicapai hingga saat ini sambil tetap membuka pilihan kita," katanya.

Ardern menambahkan, perbatasan tidak akan dibuka kembali sampai setelah kampanye vaksin Selandia Baru selesai pada akhir 2021. Peluncurannya jauh lebih lambat daripada di sebagian besar negara maju, meskipun kini sudah dipercepat.

Sponsored

Lebih lanjut, PM Ardern mengatakan bahwa mulai kuartal pertama 2022, negara itu akan mulai mengizinkan para pelancong untuk masuk.

Pelancong yang divaksinasi penuh dari negara-negara berisiko rendah tidak akan diharuskan untuk menjalankan karantina wajib. Sementara itu, mereka yang datang dari negara-negara berisiko sedang perlu menjalankan karantina.

PM Ardern menjelaskan, mereka yang datang dari negara-negara berisiko tinggi, atau yang tidak divaksinasi, perlu tinggal selama 14 hari di hotel karantina yang dikelola oleh militer.

Ardern menuturkan, uji coba baru akan dimulai pada Oktober yang akan memungkinkan beberapa pelancong bisnis untuk menjalankan karantina mandiri di rumah daripada di hotel yang dikelola militer.

Pemimpin oposisi, Judith Collins, mengatakan pengumuman Ardern adalah langkah ke arah yang benar tetapi pemerintah perlu mempercepat program vaksinasinya.

Sekitar 29% warga Selandia Baru telah menerima satu dosis vaksin dan 17% telah divaksinasi lengkap. 

Sumber : Associated Press

Berita Lainnya
×
tekid