5 mitos soal waktu terbaik makan buah
Banyak orang percaya, ada waktu tertentu yang paling tepat atau justru paling buruk untuk makan buah. Informasi yang keliru tentang nutrisi masih sering beredar di internet. Ada berbagai klaim mengenai kapan dan bagaimana sebaiknya buah dikonsumsi, bahkan siapa yang sebaiknya menghindarinya sama sekali. Berikut ini lima mitos populer tentang waktu makan buah, dikutip dari Healthline.
Selalu makan buah saat perut kosong
Makan buah saat perut kosong sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mendapatkan manfaat maksimal dari buah. Namun, ini hanyalah mitos.
Klaim yang beredar menyebutkan, makan buah bersamaan dengan makanan lain dapat memperlambat pencernaan, membuat makanan tertahan di perut, lalu mengalami fermentasi atau bahkan membusuk. Selain itu, makan buah bersama makanan lain juga disebut-sebut bisa menyebabkan perut kembung dan rasa tidak nyaman.
Memang benar, serat dalam buah dapat memperlambat pengosongan lambung, tetapi klaim lainnya tidaklah benar. Buah hanya membuat makanan keluar dari perut sedikit lebih lambat, bukan berarti tertahan terlalu lama hingga membusuk.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 menemukan, orang yang mengonsumsi pektin—sejenis serat yang terdapat dalam buah—memiliki waktu pengosongan lambung sekitar 82 menit, sementara mereka yang tidak mengonsumsi pektin memiliki waktu sekitar 70 menit.
Perbedaan ini memang ada, tetapi tidak cukup signifikan untuk membuat makanan membusuk di dalam perut. Hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan, makan buah saat perut kosong memberikan manfaat khusus atau dapat mencegah perut kembung dan rasa tidak nyaman.
Mengonsumsi buah sebelum atau sesudah makan bisa mengurangi nilai gizinya
Banyak yang percaya, buah harus dimakan saat perut kosong agar nutrisinya terserap maksimal. Menurut mitos ini, jika buah dimakan tepat sebelum atau sesudah makan, nutrisinya akan hilang atau tidak terserap dengan baik.
Namun, klaim ini tidak benar. Saat kita makan, tubuh bekerja layaknya waduk penyimpanan, di mana lambung melepaskan makanan sedikit demi sedikit agar usus halus dapat mencerna dan menyerapnya dengan optimal.
Usus halus sendiri memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap nutrisi. Dengan panjang sekitar 6 meter dan luas permukaan lebih dari 30 meter persegi, usus halus mampu menyerap nutrisi dari berbagai jenis makanan tanpa kesulitan.
Artinya, tidak masalah apakah Anda makan buah saat perut kosong atau bersama makanan utama. Tubuh tetap dapat menyerap semua nutrisi dalam buah dengan efektif, kapan pun Anda mengonsumsinya.
Jika punya diabetes, harus makan buah 1–2 jam sebelum atau sesudah makan
Ada anggapan bahwa penderita diabetes sebaiknya makan buah terpisah dari waktu makan, sekitar 1–2 jam sebelum atau sesudah makan. Alasannya, makan buah secara terpisah dianggap dapat memperbaiki proses pencernaan, terutama karena penderita diabetes sering mengalami masalah pencernaan.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Sebenarnya, makan buah secara terpisah justru membuat gula dan karbohidrat dari buah lebih cepat masuk ke aliran darah, yang dapat memicu lonjakan gula darah—hal yang justru ingin dihindari oleh penderita diabetes.
Daripada memakannya terpisah, lebih baik konsumsi buah bersama makanan utama atau camilan. Menggabungkan buah dengan makanan yang mengandung protein, serat, atau lemak dapat memperlambat proses pencernaan, sehingga gula dari buah dilepaskan ke usus halus secara bertahap.
Hal ini membantu mencegah kenaikan gula darah yang drastis dan membuat kadar gula lebih stabil. Penelitian juga menunjukkan, serat larut yang terdapat dalam buah, bahkan dalam jumlah 7,5 gram saja, sudah dapat mengurangi lonjakan gula darah setelah makan secara signifikan.
Selain waktu makan, jenis buah yang dikonsumsi juga penting. Pilihlah buah dengan indeks glikemik rendah, yang membuat gula darah naik lebih lambat dan lebih mudah dikendalikan. Sebaliknya, makan buah saat perut kosong dapat menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat.
Waktu terbaik makan buah adalah pagi hari
Banyak yang percaya, waktu terbaik untuk makan buah adalah di pagi hari, namun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Beberapa sumber di internet menyebutkan, makanan tinggi gula, seperti buah, dapat meningkatkan gula darah dan “membangunkan” sistem pencernaan di pagi hari.
Faktanya, makanan apa pun yang mengandung karbohidrat akan meningkatkan kadar gula darah sementara, karena tubuh menyerap glukosa—tanpa memandang waktu Anda memakannya. Selain memberikan energi dan nutrisi, tidak ada manfaat khusus dari makan buah di pagi hari.
Sistem pencernaan tidak perlu “dibangunkan”, karena selalu siap bekerja kapan pun Anda makan, begitu makanan menyentuh lidah. Dengan kata lain, tidak ada waktu khusus yang paling baik untuk makan buah.
Buah tidak boleh dimakan setelah jam 2 siang
Ada anggapan, buah sebaiknya tidak dimakan setelah pukul 14.00. Gagasan di baliknya adalah makan buah atau karbohidrat setelah jam 2 siang dapat meningkatkan gula darah, dan tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk menstabilkannya sebelum tidur, yang kemudian dianggap bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Faktanya, makanan apa pun yang mengandung karbohidrat akan meningkatkan kadar gula darah, karena tubuh memecahnya menjadi glukosa—terlepas dari kapan Anda memakannya.
Dengan kata lain, tidak ada perbedaan signifikan pada kadar gula darah jika Anda makan buah setelah jam 2 siang dibandingkan waktu lainnya dalam sehari.


