close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi lapangan sepak bola./Foto Sergey Kolomiyets/Unsplash.com
icon caption
Ilustrasi lapangan sepak bola./Foto Sergey Kolomiyets/Unsplash.com
Sosial dan Gaya Hidup - Olahraga
Jumat, 13 Juni 2025 12:00

5 pemain sepak bola asing yang pernah merumput di kompetisi tarkam

Siapa saja pemain sepak bola asing yang pernah bermain di kompetisi tarkam?
swipe

Pertandingan sepak bola antarkampung atau tarkam, menjadi salah satu saluran mata pencaharian alternatif bagi pemain asing. Terlebih jika sudah tidak aktif lagi di liga profesional akibat usia yang sudah sangat senior. Siapa saja pemain asing yang merumput di laga antarkampung?

Seydou Diakite

Seydou Diakite adalah pemain sepak bola asal Mali, yang berposisi sebagai bek. Dalam catatan Transfermarkt, dia hanya bermain untuk Badak Lampung pada 2019-2020. Dia kesulitan menembus liga profesional di Indonesia.

Diakite adalah anak legenda timnas Mali, Sulaiman Diakite. Dia dikenal sebagai “raja tarkam”, dengan bayaran Rp2 juta per laga. Diakite kerap merumput di kompetisi tarkam di Tangerang.

Silvio Escobar

Silvio Escobar adalah pemain sepak bola asal Paraguay, yang sudah menjadi WNI sejak 2018. Pemain yang berposisi sebagai striker ini pertama kali membela klub Indonesia Persepam Madura Utama pada 2014-2015 usai direkrut dari Fernando de la Mora di Liga Paraguay. Lalu, malang melintang di Liga Indonesia, membela PSM Makassar, Bali United, Perseru Serui, Persija Jakarta, PSIS Semarang, Persikabo 1973, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh, Madura United, Semen Padang, dan Persela Lamongan.

Meski berposisi sebagai striker, namun Escobar tidak begitu tajam. Tercatat, hanya di Perseru Serui dia sedikit moncer, dengan 18 gol dari 61 laga. Kini, di usianya yang 38 tahun, dia masih aktif bermain di Persipa Pati di Liga Nusantara alias Liga 3.

Dia pernah bermain di kompetisi tarkam pada 2015. Menurut pengakuannya di YouTube Sport77, saat itu dia tengah membela Bali United. Lalu, Liga Indonesia dibekukan karena sanksi dari FIFA. Ketika bermain tarkam, dia mengaku mendapat bayaran Rp1,5 juta untuk sekali main.

Claude Parfait Ngon A Djam

Pada masa jayanya, Ngon A Djam dikenal sebagai striker haus gol kala membela Sriwijaya FC di Liga Indonesia musim 2008/2009. Selama satu musim, pemain asing asal Kamerun itu bermain 34 kali dengan 24 gol. Dia berhasil mengantarkan Sriwijaya FC menjadi juara Copa Indonesia. Ngon datang ke Sriwijaya FC, setelah direkrut dari AC Horsens di Liga Denmark. Sebelumnya, dia bermain untuk Skonto FC di Liga Latvia, FK Riga di Liga Latvia, Canon Yaounde di Liga Kamerun, Coton Sport FC di Liga Kamerun, dan Seongnam FC di Liga Korea Selatan.

Salah satu pertandingan liga tarkam New Garuda Cup 2023./Foto Instagram @tarkamleague

Selepas dari Sriwijaya FC, Ngon membela Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persidafon Dafonsoro, Persika Karawang, Persiba Bantul, dan Persekap Pasuruan. Dia pensiun bersama Persekap Pasuruan musim 2014-2016.

Kini, usianya sudah 45 tahun. Tercatat, Ngon pernah bermain di liga tarkam mulai dari Cikarang, Jambi, dan Dieng.

Ronald Fagundez

Ronald Fagundez adalah gelandang serang elegan asal Uruguay. Dia datang pertama kali ke Indonesia membela PSM Makassar musim 2003-2006, setelah direkrut dari Huracan Buceo di Liga Uruguay. Di musim pertamanya merumput di Liga Indonesia, Fagundez membukukan 14 gol dari 72 pertandingan.

Masa jayanya di Liga Indonesia saat membela Persik Kediri musim 2006-2009. Bersama Cristian Gonzales, menjadi duet yang ditakuti lawan-lawannya. Saat itu, Fagundez membukukan 25 gol dari 73 laga bersama Persik Kediri, sekaligus membawa Persik Kediri juara Liga Indonesia. Dia memutuskan pensiun usai membela PSIS Semarang musim 2013-2014.

Usai gantung sepatu, Fagundez pernah merasakan kerasnya rumput tarkam. Misalnya, pada 2016 dia bermain di liga tarkam di Dieng, Jawa Tengah. Di tahun yang sama, Fagundez juga tampil dalam turnamen sepak bola amatir Union Cup di Simalungun, Sumatera Utara. Kini, dia menjabat sebagai asisten pelatih di PSM Makassar.

Patricio Jimenez

Pemain asal Chili, yang kini sudah menjadi WNI itu, pernah menggemparkan dunia sepak bola, saat menjebol gawang Persijap Jepara di babak 32 besar Piala Indonesia 2007 dengan mata tertutup lewat tendangan penalti. Saat itu, Pato—sapaan akrabnya—menjadi bek andalan Persib Bandung.

Klub Indonesia pertama yang dibela Pato adalah Semen Padang musim 2004-2005. Sebelumnya, dia malang melintang di liga Chili bersama Rangers, Deportes Linares, Malleco Unido, Constitucion Unido, dan Provincial Osomo.

Setelah dari Semen Padang, Pato membela Sriwijaya FC musim 2005-2006, kemudian direkrut Persib Bandung musim 2006-2007. Klub terakhirnya adalah Persikad Depok pada 2014, usai membela PSMS Medan, Persisam Putra, Bontang FC, PSIS Semarang, Persitara, dan Persip Pekalongan.

Di akhir 2012, Pato nyaris direkrut klub Spanyol Real Zaragoza. “Seorang agen datang ke Jakarta dan memberi tahu saya tentang kemungkinan itu,” kata Pato, dikutip dari deadball.cl.

Namun, tawaran itu tak pernah terdengar lagi. Pato tercatat pernah merumput di kompetisi tarkam. Misalnya, pada September 2016 dia memperkuat Mamuju Utara dalam turnamen segitiga Mamuju. Tahun 2015, dia juga merumput dalam Liga Ramadan di Makassar.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan