close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi efek gas tawa. /Foto Unsplash
icon caption
Ilustrasi efek gas tawa. /Foto Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 02 Oktober 2025 15:00

Bahaya mabuk gas tawa yang "viral" di kalangan remaja

Di AS, jumlah kematian terkait konsumsi berlebihan gas tawa meroket hingga 600%. Apa bahayanya?
swipe

Sejak September, sejumlah negara bagian di Amerika Serikat mulai mengetatkan penjualan nitrous oxide (nitrogen/N2O) atau yang juga dikenal dengan sebutan gas tawa. Langkah itu diambil peristiwa kematian seorang perempuan berusia 29 tahun bernama Meg Caldwell di Florida. 

Meg meninggal dunia karena kecanduan dinitrogen oksida atau nitrogen. Mulanya hanya coba-coba, Meg mulai rutin mengonsumsi gas tawa saat pandemi Covid-19. November lalu, ia ditemukan tewas di dalam mobilnya usai membeli nitrogen di toko vape langganannya. 

Tak hanya Meg, penggunaan nitrogen untuk mabuk-mabukan kini marak di kalangan remaja AS. Di TikTok, sejumlah video viral menunjukkan kekonyolan-kekonyolan anak muda di AS setelah kebanyakan mengonsumsi gas tawa. 

Angka kematian akibat kecanduan gas tawa juga tercatat meroket. Salah satu studi, misalnya, dilakoni peneliti di University of Mississippi dan University of Illinois. Dalam riset yang dipublikasikan di JAMA Network Open itu, peneliti mencatat terjadi kenaikan angka kematian terkait penyalahgunaan nitrogen hingga 600% sepanjang 2010-2023. 

"Penyalahgunaan nitrous oxide itu nyata, semakin meningkat, dan menimbulkan masalah medis–neurologis–psikiatris bahkan kematian. Lonjakan penggunaannya di kalangan remaja—yang difasilitasi oleh media sosial dan akses ritel yang tidak teratur—sangat memprihatinkan," kata pengajar Yale University School of Medicine, Mark S. Gold, seperti dikutip dari Psychology Today, Kamis (2/10). 

Nitrogen lazimnya digunakan dalam bidang medis sebagai analgesik (pereda nyeri) dan anestesi. Zat itu juga dipakai sebagai propelan untuk tabung krim kocok. Uji klinis juga menunjukkan bahwa obat ini dapat meredakan depresi berat.

Di AS, penjualan nitrogen tidak dikontrol secara federal dan dijual dalam tabung kecil di toko tembakau dan bahkan di samping pom bensin. "Seperti halnya opioid, penyalahgunaan nitrous oxide menunjukkan bagaimana zat legal bisa berkembang menjadi krisis kesehatan publik," kata Gold. 

Nitrogen mulanya dikembangkan oleh ahli kimia Inggris Joseph Priestley pada 1772. Sifat anestesinya ditemukan satu generasi kemudian oleh ahli kimia Inggris Humphry Davy. Pada usia 20 tahun, Davy bereksperimen pada dirinya sendiri dengan menghirup nitrogen murni, lalu mendokumentasikan perasaan pusing dan euforia yang ia alami. 

Setelah menganggap gas ini aman, Davy membagikannya kepada teman-teman, menghirup gas N2O dari kantong sutra hijau. Setelah Davy mempublikasikan temuannya, “pertunjukan gas tertawa” (laughing gas exhibitions) menjadi populer di Inggris dan Amerika Serikat. 

Dalam salah satu pertunjukan di Connecticut, dokter gigi Horace Wells mengamati seorang pria di bawah pengaruh nitrogen terluka di kakinya, namun tidak merasakan sakit. Wells segera melihat potensi gas ini sebagai anestesi gigi. Hingga kini, N2O adalah anestesi yang paling sering digunakan untuk sedasi parsial dalam kedokteran gigi.

Tabung gas nitrogen. /Foto Pixabay

Lumpuh hingga kematian 

Ketika dihirup, nitrogen menggantikan oksigen di paru-paru, yang dapat menyebabkan pusing, euforia, kehilangan kesadaran, hipoksia, hingga asfiksia. Kematian bisa terjadi karena sesak napas. Menghirup langsung dari tabung bertekanan bisa menimbulkan cedera mirip radang dingin pada saluran pernapasan.

Namun, dampak klinis paling signifikan adalah degenerasi sumsum tulang belakang, yang meniru gejala defisiensi vitamin B12 parah. FDA memperingatkan bahwa menghirup nitrous oxide—bahkan dari tabung kecil—dapat menyebabkan hilang kesadaran, kelumpuhan, gangguan psikiatris, hingga kematian. 

Manifestasi klinis penyalahgunaan termasuk parestesia (rasa kesemutan), gangguan fungsi usus dan kandung kemih, kelemahan anggota tubuh, aritmia jantung, palpitasi, pembekuan darah, neuropati perifer, dan ketergantungan jangka panjang.

"Tanda overdosis termasuk kejang, psikosis, detak jantung cepat, dan rasa sesak di dada. Kerusakan masih bisa dipulihkan jika dokter segera mendiagnosis dan menangani pasien," kata Gold. 

Drg. Wienna Manggala Putri menjelaskan nitrogen digunakan dalam prosedur perawatan gigi untuk membuat seseorang lebih rileks dan mengurangi kecemasan. Gas ini biasanya digunakan saat perawatan gigi terhadap anak-anak.

"NOS (nitrogen) pada dasarnya aman, jika dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun jika berlebihan, akibatnya sangat buruk bagi kesehatan," tulis dia seperti dikutip dari Klikdokter. 

Meskipun gas tawa aman dan biasa digunakan secara medis dalam jumlah yang terukur, menurut Wienna, tetap ada risiko overdosis. Ini dapat terjadi karena paparan jangka panjang atau karena menerima terlalu banyak gas.

Tanda-tanda kemungkinan overdosis dapat termasuk di antaranya iritasi pada hidung, mata, dan tenggorokan, mengi, batuk, atau kesulitan bernapas, tersedak atau sesak di dada, kejang, kejang, denyut jantung cepat, dan halusinasi. 

"Kerusakan otak juga merupakan hal yang mungkin terjadi ketika seseorang menerima dosis dinitrogen oksida berlebihan tanpa oksigen yang cukup. Jika tidak ditangani, overdosis dapat menyebabkan koma atau kematian," jelasnya. 

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan