Aliran musik punk memiliki pengaruh besar dalam perkembangan musik di dunia. Baik secara musikal maupun kultural. Beberapa band tidak hanya menciptakan musik yang khas punk, tetapi juga mewakili semangat pemberontakan dan anti-kemapanan yang menjadi ciri khas punk. Berikut 5 band punk yang layak dikoleksi piringan hitamnya dikutip dari Rolling Stone.
Ramones
Ramones kerap dianggap sebagai pelopor punk rock. Band ini memadukan lagu-lagu sederhana dan berenergi tinggi, dengan tampilan yang khas. Namun, Ramones tampaknya seperti band yang dikutuk. Selama 20 tahun perjalanan karier mereka, tak pernah satu pun lagunya yang menempati posisi lebih tinggi dari nomor 66 di tangga lagu.
Band yang didirikan di Forest Hills, Queens, New York, Amerika Serikat pada 1974 ini jarang tampil di tempat yang lebih besar dari kelab. Sebagian besar waktu mereka bepergian dengan van. Vokalis utamanya, Joey Ramone, berjuang melawan gangguan obsesif-kompulsif sepanjang hidupnya, sedangkan pemain bass mereka, Dee Dee Ramone adalah pecandu heroin.
Ketika band ini bubar pada 1996, hanya sedikit orang yang peduli. Namun, beberapa tahun kemudian, nama mereka mulai muncul sebagai legenda. Musik mereka mulai muncul di film dan acara televisi, dan mereka masuk ke Rock and Roll Hall of Fame serta dianugerahi Lifetime Achievement Awards di ajang Grammy. Sayangnya, Joey, Dee Dee, dan Johnny meninggal dunia antara tahun 2001 dan 2004.
Sepanjang kariernya, mereka menelurkan 14 album. Album pertamanya bertajuk Ramones pada 1976. Sementara album terakhirnya bertajuk Adios Amigos! pada 1995.
Sex Pistols
Sex Pistols adalah band Inggris yang mewujudkan energi punk yang mentah dan konfrontatif. Lirik mereka yang kontroversial dan sikap pemberontak membantu mendefinisikan citra awal genre tersebut. Sex Pistols didirikan di London, Inggris pada 1972 dengan nama The Strand.
Mereka menarik perhatian besar lewat penampilan di televisi yang penuh kata-kata kotor, pakaian nyentrik, gaya rambut aneh, dan kebiasaan narkoba. Menurut Rolling Stone, mereka hanya merilis satu album studio selama karier singkatnya, yakni Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols pada 1977. Namun, pengaruhnya luar biasa. Hampir semua lagunya dikenal.
The Clash
The Clash memadukan punk dengan genre lain seperti reggae dan rockabilly, menciptakan suara yang lebih beragam. Lirik mereka yang bermuatan politis dan penampilan mereka yang energik mengukuhkan tempat mereka sebagai landasan punk.
Band ini hanya bertahan selama tujuh tahun, tetapi dalam kurun waktu itu mereka berhasil menciptakan salah satu katalog musik terkuat dalam sejarah rock. Hanya The Beatles yang bisa mengklaim hal serupa.
The Clash, yang dibentuk di London, Inggris pada 1976, memulai kariernya sebagai band punk lewat singel debut “White Riot”. Sebelum akhirnya mereka memadukan berbagai genre musik. Album London Calling yang dirilis pada 1980 sering disebut sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.
Dead Kennedys
Band punk ini dibentuk di California, Amerika Serikat tahun 1978. Dikenal karena lirik mereka yang bermuatan politis dan vokal khas Jello Biafra. Musik mereka sering kali bersifat satire dan kritis.
Dead Kennedys benar-benar membaut banyak orang marah selama delapan tahun awal mereka dibentuk. Dengan lagu-lagu, seperti “Too Drunk to Fuck”, “Holiday in Cambodia”, dan “Nazi Punks Fuck Off”—belum lagi nama band mereka sendiri—membuat banyak orang konservatif mengira mereka adalah sekelompok anarkis gila yang suka kekerasan.
Padahal, siapa pun yang benar-benar meluangkan waktu mendengarkan lirik lagu mereka akan tahu kalau lagu-lagu itu bersifat sarkastik, ironis, dan sering kali sangat cerdas. Mereka bubar pada 1986. Vokalisnya, Jello Biafra menjadi aktivis politik.
Black Flag
Band asal California, Amerika Serikat, dibentuk tahun 1976. Musik mereka yang mentah dan intens, bersama dengan vokal Henry Rollins yang kuat, membuat mereka menjadi favorit di kalangan penggemar punk. Vokalis awalnya adalah Keith Morris.
Band ini merilis album legendaris bertajuk Damaged pada 1981. Pertunjukan liar mereka—sering diadakan di rumah-rumah atau tempat tak biasa lainnya—menjadi tren di masa itu dan menginspirasi banyak band baru. Mereka bubar pada 1986, tetapi tahun 2003 mereka kembali bersatu untuk serangkaian konser amal. Selain Damaged, album mereka, di antaranya My War (1984), Family Man (1984), Slip it in (1984), Loose Nut (1985), dan In My Head (1985).