Jika Anda punya kebiasaan menghibur bayi dengan bernyanyi, jangan dihentikan. Sebab, menurut penelitian berjudul “Ecological momentary assessment reveals causal effects of music enrichment on infant mood” yang terbit di jurnal Child Development (Mei, 2025), bernyanyi untuk bayi Anda bisa meningkatkan suasana hati bayi secara signifikan.
Dikutip dari situs Yale School of Medicine, studi ini melibatkan 110 orang tua dan bayi mereka, yang sebagian besar berusia di bawah 4 bulan.
Para peneliti secara acak membagi orang tua ke dalam dua kelompok. Satu kelompok lebih sering menyanyikan lagu-lagu baru untuk bayi mereka, menyediakan video instruksional bergaya karaoke dan buku lagu yang ramah untuk bayi, serta mengirimkan buletin mingguan berisi ide-ide untuk memasukkan musik ke dalam rutinitas harian.
Selama 4 minggu, para orang tua menerima survei di ponsel pintar mereka secara acak sepanjang hari. Para orang tua menjawab pertanyaan terkait dengan suasana hati bayi, kerewelan, waktu yang dihabiskan untuk menenangkan, suasana hati pengasuh, dan frekuensi perilaku musikal.
Misalnya, para orang tua diminta menilai seberapa positif atau negatif suasana hati bayi mereka dalam dua hingga tiga jam terakhir sebelum menerima survei. Sebanyak 56 orang tua dalam kelompok kontrol juga menerima intervensi yang sama dalam empat minggu setelah percobaan awal.
Para peneliti menemukan, orang tua berhasil menambah jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bernyanyi bagi bayi mereka. Orang tua tidak hanya lebih sering bernyanyi, tetapi mereka juga memilih untuk menggunakan musik khususnya dalam satu konteks tertentu: menenangkan bayi mereka saat mereka rewel.
“Orang tua secara intuitif tertarik pada musik seabgai alat untuk mengelola emosi bayi karena mereka dengan cepat belajar, betapa efektifnya bernyanyi dalam menenangkan bayi yang rewel,” kata peneliti dari Pusat Studi Anak di Yale yang juga penulis utama studi, Samuel Mehr dalam situs Yale School of Medicine.
Yang paling mengejutkan, respons terhadap survei menunjukkan, nyanyian menghasilkan peningkatan suasana hati bayi secara keseluruhan, dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok kontrol. Dengan kata lain, orang tua yang lebih banyak bernyanyi menilai suasana hati bayi mereka secara signifikan lebih tinggi.
Akan tetapi, bernyanyi tidak berdampak signifikan pada suasana hati pengasuh. Namun, Mehr percaya, mungkin ada efek lanjutan pada kesehatan keluarga muda.
“Setiap orang tua tahu bahwa suasana hati bayi memengaruhi semua orang di sekitar bayi itu,” ucap Mehr.
“Jika perbaikan suasana hati bayi terus berlanjut seiring waktu, hal itu mungkin akan berdampak pada hasil kesehatan lainnya.”
Para peneliti yakin kalau manfaat bernyanyi kemungkinan lebih kuat daripada yang ditemukan dalam penelitian mereka.
“Bahkan sebelum intervensi kami, keluarga yang berpartisipasi ini sangat menyukai musik,” tutur mahasiswa PhD psikologi di Universitas Amsterdam yang menjadi salah satu penulis studi, Lidya Yurdum.
“Meskipun demikian, intervensi yang hanya berlangsung selama empat minggu ada manfaatnya. Itu menunukkan bahwa kekuatan bernyanyi untuk bayi Anda kemungkinan akan lebih kuat dalam kelaurga yang belum mengandalkan musik sebagai cara untuk menenangkan bayi mereka.”
Menurut Earth, musik selalu memiliki tempat khusus dalam budaya manusia. Penelitian sebelumnya yang dilakukan The Music Lab menemukan, musik yang ditujukan untuk bayi merupakan fenomena universal. Manusia bahkan dapat mengenali apakah sebuah lagu merupakan pengantar tidur atau lagu dansa dalam bahasa dan budaya yang tidak dikenal. Menurut Mehr, temuan ini terkait dengan peran mendasar musik dalam komunikasi manusia.
“Orang tua mengirimkan sinyal yang jelas kepada bayi melalui lagu pengantar tidur mereka,” tutur Mehr dalam Earth.