sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China menyetujui vaksin Covid-19 hirup pertama di dunia

Vaksin one-shot milik CanSino ditemukan 66% efektif dalam mencegah gejala Covid-19 dan 91% efektif melawan penyakit parah.

Alfaridzi Putra Dwi
Alfaridzi Putra Dwi Rabu, 14 Sep 2022 19:56 WIB
China menyetujui vaksin Covid-19 hirup pertama di dunia

China menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Covid-19 hirup tanpa jarum yang dibuat oleh CanSino Biologics Inc. yang berbasis di Tianjin.

Administrasi Produk Medis Nasional China menyetujui Ad5-nCoV CanSino untuk penggunaan darurat sebagai vaksin booster, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Efek Hong Kong pada awal pekan ini.

Vaksin tersebut, merupakan versi baru dari vaksin Covid one-shot milik CanSino, pertama di dunia yang menjalani pengujian manusia pada Maret 2020 dan telah digunakan di China, Meksiko, Pakistan, Malaysia, dan Hongaria setelah diluncurkan pada Februari 2021. Versi hirup dapat merangsang kekebalan sel dan menginduksi kekebalan mukosa untuk meningkatkan perlindungan tanpa injeksi intramuskular, kata CanSino.

CanSino sedang melakukan pengembangan vaksin hirup untuk merangsang antibodi di jaringan hidung serta saluran napas untuk bertahan melawan virus corona. Vaksin ini tidak menggunakan jarum dan dapat digunakan sendiri, memperluas daya tarik kepada orang-orang yang ragu terhadap vaksin dan berpotensi mengurangi tekanan pada tenaga medis.

Sponsored

Vaksin one-shot milik CanSino ditemukan 66% efektif dalam mencegah gejala Covid-19 dan 91% efektif melawan penyakit parah, tetapi vaksin ini mengikuti vaksin dari Sinovac Biotech Ltd. dan Sinopharm Group Co. milik negara China yang digunakan di luar China. Kedua perusahaan tersebut bertanggung jawab atas sebagian besar dari 770 juta dosis yang telah dikirim oleh China ke seluruh dunia.

Vaksin tersebut, menggunakan virus penyebab flu yang dimodifikasi untuk mengekspos sistem kekebalan terhadap virus corona, mirip dengan yang dikembangkan oleh AstraZeneca Plc dan Johnson & Johnson.

Sumber : Bloomberg

Berita Lainnya
×
tekid