sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Drama musikal Ibu padukan nuansa tradisional dan kolonial

Drama musikal ini menjadi bagian dari gerakan #NontonTeaterDiRumahAja selama pandemi Covid-19.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 29 Okt 2021 20:55 WIB
Drama musikal Ibu padukan nuansa tradisional dan kolonial

Indonesia Kaya merilis drama musikal bergenre horor bertajuk Ibu. Drama musikal ini menjadi bagian dari gerakan #NontonTeaterDiRumahAja selama pandemi Covid-19.

“Kami menyadari bahwa pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak penikmat seni yang merindukan beragam hiburan serta sajian yang menarik sebagai solusi untuk mengisi waktu dan melepas kejenuhan di rumah,“ ujar Program Director Indonesia Kaya, Renitasari Adrian.

Lakon berdurasi 45 menit itu akan mengisahkan tentang Atikah (Andrea Miranda), perempuan muda yang ditinggalkan sang satu detik setelah melahirkannya. Hal tersebut membuat hubungan Atikah dan ayahnya, Pieter, menjadi berjarak.

Atikah hanya memiliki bibi (Sita Nursanti) yang merawatnya dan Soma (Nino Prabowo), anak Bibi yang mencintai dan dicintai Atikah. Seiring berjalannya waktu, hadirlah Surya (Morgan Oey), seorang yang menyelamatkan perkebunan Tuan Pieter (Chandra Satria), tetapi kemudian mengambil alih perkebunan, termasuk ingin memiliki Atikah.

Ibu bakal membawa penikmat seni ke wilayah Jawa Barat pada masa kolonial. Nuansa dingin dan berkabut selalu terasa meski diselingi beberapa bagian yang cerah untuk memberi nuansa kontras. 
Dalam pemilihan warna, para sineas ingin menciptakan kesan romantis, tetapi dingin, tua, dan menciptakan perasaan kosong, seperti lamunan yang berlangsung terus-menerus.

“Kami tidak ingin yang melihat untuk merasakan sekadar takut, tapi lebih kepada perasaan gelisah, tidak tenang, dan cemas,“ ujar Sutradara Ibu, Aditya Purwa Putra.

Musik Ibu digarap bersama-sama oleh Aditya Purwa Putra, Ammir Gita, Andrea Miranda, dan Titien Wattimena yang sekaligus menjadi penulis naskah. 
"Warna musik dalam musikal horor Ibu akan cenderung romantis, namun dengan sedikit sentuhan gelap dan getir,” imbuh Ammir Gita.

Dia menambahkan, referensi khas Eropa yang dipadukan dengan musik tradisional Jawa Barat untuk melahirkan warna baru. Nada-nada modern yang mengandung unsur etnis dengan moda pentatonis menjadi dasar penulisan lagu-lagu yang ditulis secara tematik sehingga mudah diingat.

Sponsored

Beberapa efek dan frekuensi tertentu pun akan digunakan untuk membangun suasana yang gelap, dingin, dan membuat perasaan tidak nyaman.

Tiket bisa diperoleh secara daring melalui situs web indonesiakaya.com dengan harga Rp99.900 (termasuk temu-sapa via Zoom) pada 4 November 2021, pukul 19.00-20.00 WIB dan Rp66.000 pada 5-6 November 2021, pukul 19.00-20.00 WIB atau pukul 20.30-21.30 WIB.

Berita Lainnya
×
tekid