sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ingin lepas stres? Hirup saja pakaian pasangan Anda

Sebuah studi baru menunjukkan, aroma pakaian pasangan bisa membantu meredam stres.

Alia Kirana
Alia Kirana Kamis, 11 Jan 2018 18:27 WIB
Ingin lepas stres? Hirup saja pakaian pasangan Anda

Pekerjaan yang menumpuk mungkin cukup membuat stres. Saat pasangan sedang tugas ke luar kota sehingga tidak ada orang untuk berbagi cerita, Anda tetap bisa meredam stres dengan menghirup aroma pakaiannya. Bagaimana bisa?

Periset dari University of British Columbia (UBC) telah menemukan bahwa menghirup aroma pakaian pasangan berkaitan dengan tingkat kortisol atau hormon stres yang rendah dalam darah wanita. Penelitian tersebut dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology, beberapa waktu lalu.

"Banyak orang memakai kemeja pasangan mereka saat pasangan pergi. Tapi mungkin hal ini dilakukan tanpa menyadari mengapa mereka terlibat dalam perilaku ini," kata Marlise Hofer, penulis studi utama sekaligus mahasiswa pascasarjana di Departemen Psikologi UBC. Hofer mengatakan meski tanpa kehadiran fisik, aroma pasangan saja bisa menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengurangi stres. 

Dalam studi ini, peneliti melibatkan 96 pasangan. Para pria diminta mengenakan kaus selama 24 jam, tanpa memakai produk deodoran atau parfum. Mereka juga diminta untuk tidak merokok dan hanya mengonsumsi makanan yang tidak memengaruhi aroma tubuh. Setelah dikenakan seharian, kaus tersebut diletakkan di dalam mesin pendingin untuk mempertahankan aromanya.
Kemudian para wanita diberikan dua kaus untuk dicium, yakni kaus yang belum dikenakan dan kaus milik pasangannya, atau kaus yang belum dikenakan dan kaus milik orang lain. Wanita dalam kedua kelompok tersebut tidak tahu apakah kaus sudah dipakai, atau siapa saja yang memakainya.

“Wanita cenderung memiliki indera penciuman yang lebih baik dibandingkan pria. Karena itu, mereka dilibatkan dalam penelitian ini,” kata periset.

Setelah mencium kedua kemeja tersebut, para wanita berpartisipasi dalam wawancara dan tugas matematika. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan stres. Lalu peneliti mengajukan pertanyaan kepada wanita tentang berapa banyak tekanan yang mereka rasakan dan mengumpulkan sampel air liur. Kedua hal itu dilakukan untuk mengukur tingkat stres dan kadar kortisol.

Dalam percobaan tersebut, wanita yang menerima kaus yang dikenakan pasangan mereka memiliki kadar kortisol lebih rendah. Selain itu, para wanita yang menghirup aroma pakaian pasangan mereka mengatakan bahwa mereka tidak terlalu stres, ketika sebelum dan sesudah wawancara serta tes matematika. Lebih jauh lagi, para wanita yang menyadari bahwa aroma tersebut berasal dari pasangannya merasa sangat dicintai. Sementara itu, kelompok wanita yang menghirup aroma pakaian orang lain memiliki efek sebaliknya. Dalam kelompok mereka ditemukan peningkatan kortisol yang lebih tinggi selama stres.

"Manusia takut pada orang asing, terutama pria aneh. Jadi mungkin saja aroma laki-laki aneh memicu respons 'melawan' yang menyebabkan kortisol meningkat, dan ini bisa terjadi tanpa kita sadari," kata Marlise.

Sponsored

Periset juga mengatakan bahwa temuan ini dapat digunakan untuk membantu orang mengatasi stres saat mereka terpisah dari orang yang dicintai. "Penelitian kami menunjukkan bahwa sesuatu yang sederhana seperti mengambil pakaian yang dikenakan oleh orang yang Anda cintai dapat membantu menurunkan tingkat stres, saat Anda jauh dari rumah." Kata Frances Chen, penulis studi senior sekaligus asisten profesor di Departemen Psikologi UBC.

Berita Lainnya
×
tekid