Tim nasional sepak bola Filipina U-23 secara mengejutkan mengalahkan Malaysia U-23 dalam pertandingan pertama grup A ASEAN U-23 Championship—sebelumnya bernama AFF U-23 Championship—di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (15/7) sore. Skornya cukup telak: 2-0. Ini adalah kemenangan bersejarah bagi Filipina. Terakhir, mereka bisa mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0 pada SEA Games 2019 di Manila, Filipina.
Pada Jumat (18/7) malam, timnas Filipina U-23 akan melawan Indonesia U-23. Berikut kekuatan timnas Filipina U-23 yang harus diwaspadai Indonesia U-23.
Striker tajam
Otu Banatao mencetak dua gol ke gawang Malaysia U-23. Dia dua kali menerima umpan matang dari sisi kanan pertahanan Malaysia U-23. Banatao masih berusia 18 tahun. Striker kelahiran Amerika Serikat itu, kini merumput bersama Old Dominion University.
ESPN menyebut, setelah dua golnya di babak pertama melawan Malaysia U-23, Banatao menunjukkan diri sebagai pemain yang patut diwaspadai di masa depan.
Banatao mencetak gol saat pertandingan baru berjalan 9 menit, memanfaatkan umpan dari Javier Mariona. Lalu, 5 menit sebelum turun minum, Banatao kembali mencetak gol menyambar umpan Uriel Dalapo. Kelebihan Banatao adalah dia bisa menempatkan posisi, berlari cepat, dan punya insting cepat mencetak gol.
Pemain berpengalaman
Ada dua nama yang menjadi kunci permainan Filipina U-23, yakni Karl Absalon yang bermain di Far Eastern University dan Dov Carino yang bermain di Ateneo de Manila. Dalam laga melawan Malaysia U-23, Absalon bermain di tengah, sementara Carino di sayap kanan.
Dikutip dari Tiebreaker Times, Carino adalah peraih sepatu emas dan gelandang terbaik University Athletic Association of the Philippines (UAAP)—kompetisi sepak bola antaruniversitas di Filipina—musim 87.
Dia sarat pengalaman. Setelah tampil di turnamen bergengsi seperti SEA Games ke-32 dan ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024, gelandang kreatif ini siap mengambil peran sebagai pemain senior di skuad The Azkals muda.
“Saya mencoba membawa pengalaman yang saya pelajari dari para pemain senior di tim nasional. Semua yang saya pelajari dari mereka, saya coba terapkan di tim ini—mulai dari suasana tim hingga kultur yang ada di dalamnya,” ujar Carino kepada Tiebreaker Times.
Menurut Carino, pemain dalam skuad Filipina U-23 kebanyakan berasal dari kompetisi kampus UAAP. Jadi, mereka sudah saling mengenal. Selain itu, ada pula pemain yang berkarier di luar negeri, seperti Nicholas Guimaraes yang bermain di Juntendo University, kiper Inigo Castro di FC Odisea, bek Noah Leddel di Yale University, gelandang Jax Pena di Western Reserve Academy, gelandang John Lucero di Kanchanaburi Power, striker Javier Moriona di AV Alta, dan striker Otu Banatao di Old Dominion University.
Pertahanan kuat
Malaysia U-23 sebenarnya menyelesaikan pertandingan dengan penguasaan bola yang dominan, yakni 70%. Namun, mereka kerap gagal membuat gol karena pertahanan Filipina U-23 yang tangguh di babak kedua. Penjaga gawang Nicholas Guimaraes dan empat bek, antara lain Joshua Merino, Noah Leddel, Ziggy Taningco, dan Kamil Amirul, melakukan tugas dengan baik untuk menggagalkan serangan tim lawan.
Filipina, sebut ESPN, nyaris tak terlihat gugup dan malah tampil apik di belakang, terutama dengan kapten Gavin Muens yang berdiri tepat di depan empat bek.
Kiper Guimaraes sendiri tampil heroik di bawah mistar. Dia melakukan penyelamatan berani dari jarak dekat untuk menggagalkan upaya Aliff Izwan, setelah sebelumnya mengantisipasi aksi Haqimi. Farish Danish nyaris mencetak gol lewat serangan dari sisi kiri, tetapi tembakannya berhasil ditepis Guimaraes. Saat Tierney bersiap menyambar bola muntah, bek Ziggy Taningco muncul dengan tekel luar biasa.
“Secara keseluruhan, ini bukanlah penampilan yang buruk dari Malaysia. Mereka menciptakan banyak peluang dan terus menekan sepanjang pertandingan,” tulis ESPN.
“Namun, kegagalan mereka mengonversi peluang menjadi gol membuat hasil akhir terasa sangat mengecewakan, baik bagi tim maupun para pendukungnya.”