close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kucing basah./Foto Daniel/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi kucing basah./Foto Daniel/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Satwa
Selasa, 29 Juli 2025 18:00

Kenapa kucing tidak suka air?

Kucing cenderung menghindari tubuh mereka basah.
swipe

Salah satu stereotip paling terkenal tentang kucing adalah mereka tidak suka basah. Mulai dari melompat panik keluar dari bak mandi hingga lari terbirit-birit saat terkena semprotan air—kucing dan air tampaknya memang tidak akur. Meski ada pengecualian beberapa ras seperti Turkish Van dan Maine Coon justru dikenal menyukai air, banyak pemilik kucing akan setuju kalau air bukanlah sahabat hewan peliharaan mereka.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Feline Medicine and Surgery (2017) bertajuk “Reference interval for rectal temperature in healthy confined adult cats” menyebut, suhu rata-rata kucing sekitar 38,7 hingga 39,7 derajat Celsius, jauh lebih tinggi daripada suhu tubuh manusia.

Artinya, mereka memiliki toleransi panas ayng tinggi dan idealnya ingin tetap hangat. Masalah kenyamanan dan sifat predator bawaan inilah yang menyebabkan kucing tak suka air. Kehangatan ini penting bagi kucing, terutama untuk menjaga energi mereka tetap stabil di antara waktu istirahat dan sesi berburu atau bermain yang intens.

Ahli perilaku kucing dan pendiri Maueyes Cat Science and Education, Kristyn Vitale mengatakan, alasan kucing tak suka air bisa ditelusuri dari sisi historis. Nenek moyang kucing domestik, yakni Felis silvestris lybica atau kucing liar Afrika, memegang kunci jawabannya. Kucing liar ini hidup di daerah gurun, di mana air jarang ditemui dan bukan bagian penting dari kehidupan sehari-hari mereka.

“Mereka tidak dikenal berburu di dalam atau di dekat air,” kata Vitale kepada Live Science.

“Sebagian besar mangsa mereka adalah hewan darat, seperti tikus dan hewan pengerat lainnya. Jadi, tidak mengherankan jika keturunan mereka—kucing rumahan—juga tidak merasa perlu berurusan dengan air.”

Sementara itu, profesor biologi di Universitas Washington dan penulis buku The Cat’s Meow: How Cats Evolved from the Savanna to Your Sofa (2023) Jonathan Losos mengatakan, hanya karena spesies berasal dari gurun bukan berarti mereka takut air. Apalagi, wilayah hidup kucing liar Afrika juga mencakup daerah yang lebih lembap, sehingga sebagian dari mereka pasti pernah bertemu air.

Di sisi lain, pakar kognisi hewan dari Universitas Oakland, Jennifer Vonk menuturkan, alasan lain bisa jadi lebih simpel: air membuat bulu kucing basah dan berat, sehingga membatasi pergerakan mereka dan membuat mereka merasa rentan. Selain itu, air dapat mengganggu indra penciuman kucing, yang penting digunakan untuk berkomunikasi dan mengenali lingkungan.

“Kucing mungkin mencium bau kimia dalam air keran yang tidak mereka sukai,” ujar Vonk.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Applied Animal Behaviour (2017) disebutkan, kucing memiliki hidung yang lebih sensitif daripada manusia, bahkan anjing. Bagi kucing, penciuman adalah indra utama untuk memahami dunia di sekitarnya.

Mereka mengandalkan hidungnya untuk berkomunikasi, berburu mangsa, mengenali teman atau lawan, bahkan mendeteksi bahaya seperti keberadaan predator. Indra penciuman juga menjadi bagian penting dari identitas mereka—kucing mengenali lingkungan, manusia, dan sesama kucing melalui aroma.

Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan, kemampuan penciuman kucing sangat tajam—bahkan mereka diyakini mampu mencium aroma obat-obatan, bahan peledak, hingga bau yang berkaitan dengan kondisi medis tertentu. Meskipun, tentu saja, melatih kucing untuk melacak bom tidaklah semudah melatih anjing.

Studi ini juga mengungkap, hidung mamalia memiliki tiga jenis reseptor penciuman utama, dan salah satunya disebut VC1, yang berperan dalam kemampuan membedakan berbagai aroma. Perbandingannya cukup mencolok: manusia hanya memiliki dua varian protein ini, anjing punya sembilan, sedangkan kucing memiliki 30. Ini menjelaskan mengapa hidung kucing, meski tidak sepopuler anjing dalam dunia pelacakan, sebenarnya sangat sensitif.

Vitale menambahkan, air bisa menghapus atau mengaburkan feromon alami kucing, yang dapat menimbulkan stres.

Pada akhirnya, kebencian kucing terhadap air mungkin bukan berasal dari satu penyebab tunggal. Lebih mungkin, ini adalah kombinasi dari faktor biologis, evolusioner, dan pengalaman hidup.

“Rasa tidak suka terhadap air bisa jadi adalah campuran antara kecenderungan alami dan pengalaman yang dipelajari,” ucap Vitale.

Dalam hal ini, pengalaman awal anak kucing bisa sangat berpengaruh. Meski belum ada bukti ilmiah langsung, para ahli percaya, sosialisasi sejak dini—termasuk mengenalkan kucing pada berbagai pengalaman seperti tekstur, suara, dan aroma—dapat membuat mereka tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri. Air bisa termasuk di dalamnya.

“Jika seekor anak kucing dibesarkan di lingkungan yang sering bersentuhan dengan air, kemungkinan besar dia akan merasa lebih nyaman saat dewasa,” kata Vitale.

“Namun, setiap kucing tetap unik. Ada yang tetap tidak suka air meskipun sudah terbiasa sejak kecil, dan ada juga yang langsung nyaman walau baru pertama kali.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan