sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mimpi tanpa akar, menikmati pameran perupa Argentina

Perupa Argentina Antonella Pedetti akan berpameran tunggal hingga 16 Oktober 2018 di Galeri Salihara, Jakarta.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 08 Okt 2018 17:30 WIB
Mimpi tanpa akar, menikmati pameran perupa Argentina

Perupa asal Argentina Antonella Pedetti merekam perjalanan hidup nomadennya dalam pameran tunggal bertajuk “Rootless: A Dream of Water and Distance” di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Pameran ini dibuka pada Sabtu (6/10), dan akan berlangsung hingga 16 Oktober 2018 mendatang. Antonella memamerkan 34 karya, yang terdiri dari lukisan, foto, dan instalasi.

Nomaden

Pemilihan tema rootless (tanpa akar) untuk menggambarkan dirinya yang sudah “kehilangan akar” dari negaranya, Argentina. Semuanya bermula saat dia harus ikut suaminya berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain.

“Ketika saya pindah dari Argentina menuju Jerman, saya merasa bingung. Saya tak bisa berbicara bahasa Jerman, saya merasa sangat kecil di tengah keramaian,” ujar Antonella kepada saya, sembari menunjukkan seni instalasi yang dia beri judul 12 Capítulos.

12 Capítulos menggambarkan 12 episode hidupnya dalam sebuah kotak, yang menunjukkan perjalanan artistik dan nomadennya. Antonella menjadikan kumpulan karya fotografer Argentina Grete Stern bertema “mimpi”, yang menjadi ilustrasi di majalah Idilio, sebagai inspirasinya membuat 12 Capítulos.

Pengunjung mengamati instalasi 12 Capítulos, yang menggambarkan 12 episode perjalanan seni dan hidup nomaden seniman Antonella Pedetti. (Alinea.id/Annisa Saumi).

Selain Grete Stern, puisi karya sastrawan Argentina Jorge Luis Borges berjudul El Sueño (Mimpi), menjadi inspirasi utamanya dalam mengerjakan proyek seni ini. Beberapa bait puisi Borges berbahasa Spanyol ditempel di salah satu dinding galeri.

Sponsored

“Saya lebih banyak mengambil inspirasi dari puisi Borges yang berjudul El Sueño untuk mengerjakan proyek ini,” kata Antonella.

Bait dari puisi Borges yang berbunyi, “Akan menjadi siapakah dirimu malam ini dalam mimpi yang gelap, dari sisi dinding yang lain?” menjadi pertanyaan bagi Antonella. Menurut seniman kelahiran Montevideo, Uruguay itu, saat bermimpi diri kita yang sebenarnya akan muncul. Meski, kata dia, saat ini dirinya tak punya akar.

“Dalam mimpi-mimpi saya, saya selalu menciptakan akar yang kuat,” katanya.

Inspirasi proyek pameran senirupa tunggal ini datang usai Antonella berdiskusi dengan profesornya di National School of Fine Arts “Prilidiano Pueyrredon”, National University Institute of Arts, Buenos Aires, Argentina.

“Dia bilang, galilah inspirasi dari dalam dirimu, bukan dari seniman lain,” kata dia.

Tanpa akar

Antonella mengatakan, konsep akarnya saat ini menjadi konsep yang bisa berpindah-pindah, seperti air. Karya-karya yang dipamerkan dalam ekshibisi ini didominasi oleh spektrum warna biru. Warna ini melambangkan air, yang baginya menjadi “tanah” untuk menancapkan akar.

Dalam karyanya yang berjudul A Dream of Water and Distance, Antonella menggambarkan air hujan dalam bentuk abstrak, dengan teknik menuangkan cat akrilik dan resin secara vertikal. Lukisan ini menggambarkan air hujan yang jatuh, dan memberi makan akar untuk hidup. Hujan dalam lukisan ini mewakili kebudayaan yang memberi makan akar yang lapar dengan inspirasi.

Sebagai orang yang hidup nomaden, Antonella menjelaskan dirinya telah mematahkan dan kehilangan akar kebudayaan dalam dirinya. Dia telah melewati proses kehilangan akar tersebut, kemudian menemukan tanah baru di mana dia bisa membangun koneksi kebudayaan baru untuk karyanya.

Kini, Antonella tinggal di Jakarta. Dia menemukan inspirasi dari penjelajahannya ke sejumlah tempat di Indonesia, seperti Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Pulau Komodo.

Lukisan Pedetti yang berjudul Life at the Rice Fields, terinspirasi dari sawah dan kain batik di Indonesia. (Alinea.id/Annisa Saumi). 

Kain batik dan sawah menjadi dua hal yang menginspirasinya dari Indonesia. Lukisannya yang berjudul Life at the Rice Fields menggabungkan sapuan akrilik, dengan tempelan batik dan minifigur untuk menciptakan sawahnya.

Sementara, seni instalasi yang dipamerkan Antonella berupa figur-figur perempuan yang menggambarkan dirinya. Di tengah-tengah ruang pamer, terdapat figur manekin perempuan, dengan tali warna-warni yang menjuntai dari langit-langit galeri.

Tali-tali tersebut menggambarkan air yang jatuh. Instalasi yang diberi judul Wanita Regen itu, menggambarkan manusia yang bisa melewati batas-batas kebudayaan asing yang tak dikenalnya.

Walau telah menembus batas-batas kebudayaan yang lain, Antonella tetap tak melupakan Argentina sebagai negeri asalnya. Dalam beberapa lukisan dan karya fotonya, dia menempelkan minifigur berupa sapi sebagai perlambang Argentina.

“Karena di Argentina banyak sekali sapi,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid