Baru-baru ini, di akun Instagram resminya @kemenkes_ri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis ada 23.347 orang Indonesia terkena sifilis atau raja singa pada 2024. “Sifilis gak pilih-pilih, yang gak ‘nakal’ pun bisa kena,” tulis Kemenkes dalam akun Instagram-nya.
World Health Organization (WHO) memperkirakan, delapan juta orang berusia antara 15 dan 49 tahun tertular sifilis pada 2022. Di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat, ada lebih dari 176.000 kasus sifilis pada 2021, meningkat sebesar 74% sejak 2017.
Menurut Yale Medicine, sifilis adalah infeksi bakteri yang umumnya ditularkan lewat hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan bakteri Treponema pallidum, yang terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan luka atau ruam selama aktivitas seksual. Bakteri ini, bagi orang yang terinfeksi, bisa menyebar lewat hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Selain itu, dapat masuk ke tubuh lewat anus, vagina, penis, mulut, atau kulit yang terluka.
Sifilis ditandai dengan perkembangan lewat beberapa tahap. Pertama, sifilis primer, biasanya ditandai dengan satu luka tanpa rasa sakit atau disebut chancre. Kedua, sifilis sekunder, sering ditandai dengan ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan rambut rontok.
Ketiga, sifilis laten, yakni periode yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun di mana infeksi muncul di dalam tubuh, tetapi tidak menimbulkan gejala. Keempat, sifilis tersier, yang terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal dan ditandai dengan kerusakan pada organ dan bagian tubuh lainnya, termasuk jantung, otak, dan pembuluh darah. Jika tidak mendapat pengobatan, maka bisa menyebabkan kematian.
“Pada tahap sifilis mana pun, infeksi dapat memengaruhi sistem saraf (neurosifilis), mata (sifilis okular), dan telinga (otosifilis),” tulis Yale Medicine.
Siapa pun yang aktif secara seksual dapat tertular sifilis. Risiko lebih tinggi bila melakukan hubungan seks tanpa pengaman, terutama jika punya banyak pasangan; laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki, menderita HIV; telah berhubungan seks dengan seseorang yang hasil tesnya positif menderita sifilis; dan dinyatakan positif mengidap infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore, atau herpes.
CDC menyatakan, seseorang tak akan tertular infeksi sifilis dari “kontak biasa” dengan benda-benda, seperti dudukan toilet, gagang pintu, kolam renang, bak mandi air panas, bak mandi biasa, serta pakaian atau peralatan makan.
Namun, penularan sifilis tak cuma terjadi karena hubungan seksual saja. Menurut Everly Well, penularan sifilis pernah terjadi lewat transfusi darah dan transplantasi organ. Di negara-negara maju dan tempat-tempat dengan sistem perawatan kesehatan yang mapan, sistem pemeriksaan darah, atau pendinginan produk darah, penularan sifilis bisa terjadi.
“Ada laporan kasus paparan sifilis di tempat kerja melalui cedera bedah yang tidak disengaja, tetapi sekali lagi, risiko ini sangat rendah,” tulis Everly Well.
Dikutip dari Cleveland Clinic, sifilis menular, terutama pada tahap primer dan sekunder saat seseorang mengalami luka, bisul, atau ruam. Bayi pun bisa tertular sifilis. Penyakit ini disebut sifilis kongenital.
Sifilis kongenital terjadi ketika seseorang menderita sifilis selama kehamilan, lalu menularkan infeksi ke janin.
Cleveland Clinic, hingga 40% bayi yang lahir dari orang yang menderita sifilis yang tidak diobati meninggal karena infeksi tersebut. Hal ini juga bisa terjadi selama persalinan, bila bayi bersentuhan langsung dengan luka sifilis di vagina.
Sifilis kongenital bisa menyebabkan bayi lahir mati, kelahiran prematur, keguguran, dan berat badan lahir rendah. Jika ada gejala, bayi tersebut memiliki kelainan tulang, anemia, pembesaran hati dan limpa, pembengkakan kelenjar getah bening, penyakit kuning, ruam kulit, pertumbuhan yang buruk, masalah penglihatan, dan problem pendengaran.
“Potensi komplikasi ini menjadi alasan mengapa kunjungan pranatal dan pemeriksaan penyakit menular seksual sangat penting,” tulis Cleveland Clinic.
“Pemeriksaan sebelum usia kehamilan 26 minggu akan memberikan hasil terbaik.”