sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prasangka asmara perempuan dengan pria yang lebih muda

Hubungan perempuan dengan pria yang lebih muda kerap mendapat stigma dan dianggap tak biasa.

Rizky Fadilah
Rizky Fadilah Kamis, 16 Nov 2023 19:30 WIB
Prasangka asmara perempuan dengan pria yang lebih muda

Kisah cinta antara ibu penyanyi Virgoun, Eva Manurung, dengan Jordi Ali menuai kontroversi. Keduanya memasang kebersamaan di media sosial. Namun, hubungan mereka tak dapat restu dari Virgoun dan kakaknya, Febby Carol.

Bahkan, Virgoun mengancam akan berhenti memberikan uang bulanan, jika ibunya masih berpacaran dengan Jordan. Hubungan keduanya memang terkesan tak lazim karena pertautan usia yang sangat jauh, 23 tahun.

Febby menyebut dalam sebuah tayangan di YouTube bahwa Jordan hanya panjat sosial alias pansos dalam mendekati ibunya. Febby percaya, hubungan Jordan dan Eva yang viral dapat membuat mereka lebih dikenal publik dan diundang ke beberapa program televisi.

Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini Hermawan, hubungan asmara perempuan dan laki-laki biasanya memang diikuti dengan norma-norma sosial, yakni laki-laki berusia lebih tua dibandingkan perempuan. Namun, dalam implementasinya, tak semua seperti itu.

“Ada juga perempuan yang lebih tua mendapatkan pria yang lebih muda,” kata Sani kepada Alinea.id, Rabu (15/11).

“Hal ini bisa saja bukan masalah umur, tapi lebih ke arah kecocokan, kematangan, dan pondasi saling cinta.”

Hal yang wajar?

Maka, atas dasar itu, ia menganggap hubungan tersebut wajar dan tak ada masalah, meski perbedaan usia perempuan lebih tua dibanding laki-laki. “Selama mereka menerima satu sama lain dan ada kecocokan, baik dari komunikasi, tujuan hidup, dan perencanaan,” ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini.

Sponsored

Lantas, apakah hubungan perempuan yang lebih tua dengan pria yang lebih muda itu bisa disebut oedipus complex?

Sebagai informasi, oedipus complex adalah ketertarikan pria kepada perempuan yang usianya jauh lebih tua. Istilah ini diciptakan pelopor psikoanalisis asal Austria, Sigmund Freud pada 1899. Lawan dari oedipus complex adalah electra complex, yakni ketertarikan perempuan terhadap pria yang lebih tua. Istilah ini digagas seorang psikoanalisis bernama Carl Jung pada 1913.

“Mengenai oedipus complex atau electra complex, sebenarnya ini mungkin hanya judgement masyarakat saja,” ujar Sani. “Karena belum tentu juga ada hubungannya dengan oedipus atau electra complex.”

Bagi Sani, usia hanya perkara angka. “Tetapi yang dibutuhkan adalah kematangannya, terlepas masalah oedipus atau electra (complex),” kata dia.

Terpenting, kata Sani, tak semua usia yang lebih tinggi punya kematangan lebih tinggi juga. “Jadi, ini lebih ke arah kecocokan dan bisa saling memenuhi kebutuhan hidupnya,” tutur dia.

Bukan cuma di Indonesia, di Amerika Serikat pun hubungan cinta antara pria muda dengan perempuan yang berusia lebih tua masih dianggap tak lazim. Peneliti di The Kinsey Institute Indiana University, Justin J. Lehmiller dalam Psychology Today menulis, ada semacam standar ganda hubungan dengan perbedaan usia berdasarkan gender dari pasangan yang lebih tua. Jika pria yang lebih tua memiliki hubungan asmara dengan perempuan yang lebih muda dianggap wajar, tak begitu sebaliknya.

“Penelitian menemukan, orang lebih tak setuju dengan pasangan perbedaan usia antara pria dan perempuan, ketika pasangan yang lebih tua adalah perempuan,” tulis Lehmiller.

“Bias terhadap hubungan berbeda usia dengan perempuan yang lebih tua mungkin membantu menjelaskan mengapa hubungan semacam itu relatif jarang terjadi.”

Lehmiller melanjutkan, berada dalam hubungan yang dipandang sebelah mata punya potensi memengaruhi lekatnya pasangan. “Ketika hubungan kita tidak diterima oleh masyarakat dan orang-orang penting dalam hidup kita, penolakan dan kurangnya dukungan sosial dapat memberikan tekanan pada hubungan tersebut,” kata Lehmiller.

Akan tetapi, tren itu sedikit meningkat di Amerika Serikat, seiring tingginya tingkat perceraian dan persentase orang yang belum menikah. Menurut survei American Association of Retired Persons (AARP) pada 2022, yang dilakukan terhadap 3.500 lajang berusia tua, 34% perempuan dalam kelompok usia 40 hingga 69 tahun mengaku berkencan dengan pria lebih muda.

“Dan 14% perempuan usia 50 hingga 59 tahun mengatakan bahwa mereka lebih suka berkencan dengan pria berusia 40-an atau lebih muda,” tulis Health Day.

Menurut survei AARP, responden menyebutkan kesenangan dan kebersamaan sebagai alasan utama untuk berkencan. Meski begitu, tak semua berakhir dengan pernikahan. Data Biro Sensus Amerika Serikat tahun 2022 menunjukkan, hanya 12% dari semua pernikahan melibatkan perempuan lebih tua dan pria lebih muda.

Lehmiller pernah melakukan survei terhadap sekitar 200 perempuan yang jauh lebih tua dari pasangan pria (rata-rata 22 tahun lebih tua), jauh lebih muda dari pasangan pria (rata-rata 17 tahun lebih muda), dan yang berdekatan secara usia (rata-rata berbeda tiga tahun).

Hasilnya cukup mengejutkan. Lehmiller menemukan, perempuan yang 10 tahun lebih tua dari pasangannya paling bahagia dan berkomitmen tinggi terhadap hubungan, dibandingkan perempuan yang lebih muda atau berbeda usia sedikit dari pasangannya.

“Dengan kata lain, meskipun terdapat stigma terkait perempuan lebih tua yang berkencan dengan pria lebih muda, perempuan dalam hubungan semacam itu pada umumnya merasa bahagia,” ujar Lehmiller.

Lehmiller menyebut, ada beberapa kemungkinan mengapa hubungan itu menjadi lebih bahagia. Misalnya, kemungkinan hubungan ini mengubah dinamika kekuasaan menuju kesetaraan yang lebih besar.

“Kita tahu dari banyak penelitian bahwa kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan cenderung membuat pasangan lebih bahagia, jadi mungkin saja keadaan ini lebih adil,” ucap Lehmiller.

Kemungkinan lainnya, hal itu bisa memberi posisi yang lebih dominan kepada perempuan. “Kita tahu, banyak pria tertarik pada ide ‘tunduk’ terhadap perempuan yang dominan—mereka cenderung melihat perempuan lebih tua punya karakteristik tersebut,” tulis Lehmiller.

Sedangkan Health Day mengemukakan, alasan perempuan berkencan dengan pria yang lebih muda karena menghargai humor, keterbukaan, dan semangat dari pasangan mereka. Sementara bagi pria, mereka mendapatkan kematangan dari perempuan yang lebih tua.

Terlepas dari itu, Sani mengingatkan, hubungan yang langgeng harus disertai dengan rasa cinta, ingin memiliki, dan ketulusan. Di sisi lain, hubungan yang hanya dibangun berlandaskan memanfaatkan popularitas biasanya tak akan lama.

“Akhirnya akan muncul berbagai macam konflik di kemudian hari karena sesungguhnya hubungan itu terjadi bukan atas dasar ketulusan, tetapi hanya berdasarkan memanfaatkan pasangan,” tutur Sani.

Berita Lainnya
×
tekid