close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Lukisan gua masyarakat adat di situs arkeologi Xique Xique di Carnauba dos Dantas, Rio Grande do Norte, Brasil./Foto Vitor Paladini/Unsplash.com
icon caption
Lukisan gua masyarakat adat di situs arkeologi Xique Xique di Carnauba dos Dantas, Rio Grande do Norte, Brasil./Foto Vitor Paladini/Unsplash.com
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 19 Maret 2025 06:39

Sejak kapan kemampuan berbahasa manusia dimulai?

Para peneliti berpendapat, semua bahasa berasal dari satu pohon keluarga bahasa yang muncul sebelum spesies kita terpecah.
swipe

Lebih dari 7.000 bahasa dituturkan manusia kini. Walau semuanya tampak berbeda, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Frontiers in Psychology (Maret, 2025) para peneliti berpendapat, semua bahasa berasal dari satu pohon keluarga bahasa yang muncul sebelum spesies kita terpecah menjadi populasi-populasi yang berbeda sekitar 135.000 tahun silam.

Pada 100.000 tahun yang lalu, revolusi verbal ini tertanam dalam perilaku Homo sapiens, yang terlihat secara arkeologis dalam penggunaan simbolisme pada aksesori dan tato tubuh.

“Setiap populasi yang tersebar di seluruh dunia memiliki bahasa, dan semua bahasa saling terkait,” ujar ahli bahasa Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang juga peneliti dalam studi ini, Shigeru Miyagawa, dikutip dari Science Alert.

“Perpecahan pertama terjadi sekitar 135.000 tahun yang lalu, jadi kemampuan berbahasa manusia pasti sudah ada saat itu atau sebelumnya.”

Berbeda dengan upaya sebelumnya untuk menentukan tanggal asal bahasa, yang mengandalkan fosil atau artefak budaya, penelitian terbaru ini mengambil pendekatan anyar, menggunakan divergensi genetik populasi manusia awal untuk memperkirakan kapan nenek moyang kita pertama kali memiliki alat kognitif yang diperlukan untuk bahasa.

Dengan menganalisis kapan populasi ini mulai terpecah, para peneliti menyimpulkan, kapasitas bahasa telah ada sebelum atau sekitar 135.000 tahun yang lalu.

“Jika kemampuan berbahasa berkembang kemudian, kita akan menemukan beberapa populasi manusia modern tanpa bahasa, atau dengan beberapa cara komunikasi yang berbeda secara mendasar,” tulis para peneliti di laporan mereka.

Miyagawa dan timnya meninjau 15 studi genetik yang dipublikasikan selama 18 tahun terakhir. Studi-studi tersebut mencakup analisis kromosom Y, DNA mitokondria, dan seluruh genom.

Dengan memeriksa polimorfisme nukleotida tunggal—variasi kecil dalam DNA—para peneliti melacak perpecahan paling awal dalam pohon keluarga manusia hingga sekitar 135.000 tahun lalu. Perpecahan ini memunculkan masyarakat Khoisan di Afrika Selatan, yang merupakan salah satu populasi manusia paling berbeda secara genetik yang hidup saat ini.

“Bahasa adalah sistem kognitif sekaligus sistem komunikasi,” ujar Miyagawa, dikutip dari ZME Science.

“Dugaan saya, sebelum 135.000 tahun yang lalu, bahasa memang dimulai sebagai sistem kognitif pribadi, tetapi dengan cepat berubah menjadi sistem komunikasi.”

Miyagawa sudah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mempelajari kesamaan antara berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Bant. “Bahasa manusia secara kualitatif berbeda karena ada dua hal, kata-kata dan sintaksis, yang bekerja sama untuk menciptakan sistem yang sangat kompleks ini,” ujar Miyagawa.

Menurut Miyagawa, dilansir dari ZME Science, bahasa bukan hanya tentang komunikasi. Bahasa membentuk pemikiran dan perilaku.

Sekitar 100.000 tahun yang lalu, catatan arkeologi menunjukkan ledakan tiba-tiba artefak simbolis, seperti ukiran oker, manik-manik kerang, dan pola geometris pada kulit telur burung unta. Temuan-temuan ini, dari situs-situs seperti Gua Blombos di Afrika Selatan menunjukkan, bahasa harus disertai dengan lompatan dalam kognisi dan perilaku budaya.

“Pendekatan kami sangat berdasarkan pengalaman, berdasarkan pemahaman genetika terkini tentang Homo sapiens awal,” ujar Miyagawa.

Di sisi lain, profesor emeritus Universitas Afrika Selatan, George Poulos dalam The Conversation menulis, transformasi Homo sapiens dari spesies yang “tidak bisa berbicara” menjadi spesien yang “bisa berbicara” terjadi pada saat yang sama ketika nenek moyang kita yang merupakan pemburu dan pengumpul bermigrasi keluar dari Afrika.

Saat para petualang awal itu bermigrasi keluar dari benua Afrika, mereka membawa serta kemampuan menghasilkan bunyi ujaran, yang dimungkinkan terciptanya “gen” ujaran. Sebelumnya, satu-satunya suara yang bisa dihasilkan manusia adalah apa yang disebut “vokalisasi” atau panggilan vokal. Itu merupakan tiruan dari berbagai tindakan atau suara yang diterima manusia di lingkungannya.

Menurut Poulos, seiring dengan perkembangan bunyi ujaran yang berbeda, bunyi-bunyi itu bergabung dengan berbagai cara untuk membentuk suku kata dan kata. Kemudian, bunyi-bunyi tersebut saling bergabung dengan cara yang berbeda untuk menghasilkan jenis-jenis kalimat gramatikal struktural yang menjadi ciri bahasa-bahasa modern. Poulos mengatakan, bahasa kemungkinan mulai muncul sekitar 20.000 tahun yang lalu.

“Sebelumnya kita telah mengamati bunyi ujaran pertama diucapkan nenek moyang penutur bahasa Khoisan masa kini,” tulis Poulos di The Conversation.

“Berdasarkan pengamatan ini, masuk akal untuk berasumsi bahwa mereka menjadi yang pertama berbicara dalam bahsa gramatikal.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan