close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Ist
icon caption
Ilustrasi. Foto: Ist
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 05 Juni 2024 13:24

Seorang pria tak sengaja telan alat dokter gigi

Pada tanggal 31 Mei, hasil pemindaian menunjukkan bahwa benda tersebut berada di dekat atau di dalam usus besar.
swipe

Prosedur sederhana untuk menambal gigi ternyata menjadi mimpi buruk bagi Mr W. Pasalnya, ia akhirnya dibawa ke rumah sakit selama beberapa hari.

Dikutip dari Stratistimes, saat menjalani prosedur perawatan gigi di Poliklinik Jurong pada pagi hari tanggal 28 Mei, sebagian peralatan yang digunakan dokter gigi pada gigi Mr W terlepas dan masuk ke tenggorokannya.

Saat ditanya mengenai kejadian tersebut, juru bicara Poliklinik Universitas Nasional (NUP) mengatakan bila diduga ada benda asing yang bersarang di tubuh pasien, maka dokter gigi akan melakukan rontgen gigi terlebih dahulu untuk memindai rahang atas dan bawah dan mencobanya untuk menemukan lokasi objek tersebut. 

Jika objek tidak terlihat, pasien akan dirujuk untuk pemeriksaan pencitraan lebih lanjut, seperti rontgen dada, leher lateral, dan perut. “Pemindaian ini akan membantu menentukan posisi instrumen yang bagus,” kata juru bicara itu.

Dalam kasus ini, dokter gigi memberikan surat rujukan kepada Mr W, yang tidak mau disebutkan namanya itu, dan menyuruhnya pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk diangkat. Mr W, 51, pun naik bus ke Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong, di mana dia dirawat.

Dia harus menjalani beberapa pemindaian selama beberapa hari berikutnya sementara dokter memantau di mana potongan itu berada. Istrinya, Rina panik, takut benda itu akan menyakitinya jika benda itu masih ada di dalam tubuhnya. "Yang mereka lakukan pada hari pertama hanyalah melakukan rontgen," kata Rina kepada The Straits Times.

“Baru keesokan harinya mereka mencoba mengambil barang tersebut dengan teropong, namun upaya tersebut gagal karena sudah terlambat,” ujarnya. Pemindaian pada tanggal 30 Mei menunjukkan bahwa benda tersebut telah berpindah ke usus kecilnya.

Dia masih sulit mempercayai bahwa ada sesuatu yang bisa jatuh dari peralatan gigi dan masuk ke tenggorokan hingga ke perut. Dia bertanya: “Seberapa mungkin?”

Para dokter mengatakan kepada pasangan itu bahwa mereka akan memantau selama dua minggu sebelum mempertimbangkan operasi untuk menghilangkannya. “Mereka mencoba meyakinkan saya bahwa tidak ada pendarahan. Hanya jika ada pendarahan, barulah mereka akan dioperasi,” kata dia.

Para dokter memutuskan karena tidak menimbulkan kerusakan apa pun, mereka akan menunggu dan melihat apakah keberadaan benda tersebut dapat berdampak terhadap kesehatannya secara alami.

Pada sore hari tanggal 30 Mei, perwakilan poliklinik mengunjungi suaminya dengan membawa sekeranjang buah, dan meyakinkan suaminya bahwa mereka akan mengambil tagihannya. Saat check-in, dia harus membayar biaya pengobatan, yang menurut Rina “sangat tidak adil” karena kesalahan mereka (poliklinik) yang membuat dia sampai di rumah sakit.

Saat benda tersebut melewati usus kecilnya, tim medis akan terus memantau pasien dengan cermat untuk mengetahui adanya ketidaknyamanan atau gejala, seperti nyeri, kesulitan menelan, atau ketidaknyamanan perut, kata juru bicara NUP saat itu.

Pemindaian akan diulangi untuk memeriksa apakah benda asing tersebut telah keluar melalui buang air besar. Selama waktu ini, tim perawatan akan memantau pasien dengan cermat untuk memastikan intervensi tepat waktu jika diperlukan. Tujuannya biasanya agar benda asing tersebut bisa keluar secara alami.

Pada tanggal 31 Mei, hasil pemindaian menunjukkan bahwa benda tersebut berada di dekat atau di dalam usus besar. “Saya tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Sepertinya tidak ada kerusakan, tapi masih di dalam. Mereka sekarang mengirimkan semua kotorannya ke laboratorium untuk memeriksa apakah sudah keluar,” kata Rina.

Baru pada tanggal 3 Juni, seminggu setelah kejadian, Rina mengirim SMS yang berbunyi: “Dia melahirkan pagi ini!” Benda itu akhirnya keluar, dan Tuan W pun keluar.

 Rina mengatakan ini adalah masa yang mencemaskan, karena tiga dari empat anak mereka sedang menjalani ujian pada saat ini. Dia menambahkan bahwa suaminya senang penambalan giginya telah selesai, karena dia tidak ingin masuk ke klinik itu lagi.

“Penting untuk dicatat bahwa insiden seperti ini sangat jarang terjadi, dan keselamatan serta kesejahteraan pasien selalu menjadi prioritas utama. Dokter gigi dan profesional medis di sini secara ketat mematuhi pedoman dan protokol keselamatan dalam hal ini,” kata juru bicara klinik tersebut.(straitstimes)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan