sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Terobsesi dengan idolanya, remaja AS lakukan operasi plastik

Fenomena tingginya permintaan operasi plastik dari para remaja di AS membuat khawatir para ahli bedah plastik di Amerika Serikat.

Alia Kirana
Alia Kirana Kamis, 28 Jun 2018 15:20 WIB
Terobsesi dengan idolanya, remaja AS lakukan operasi plastik

Banyak remaja Amerika Serikat (AS) ingin operasi plastik, agar dapat berpenampilan seperti artis idola mereka di instagram. Rupanya fenomena tersebut membuat khawatir para ahli bedah plastik. 

Media sosial memberikan dampak negatif yang cukup besar terhadap kehidupan masa kini. Ada beberapa fakta mengatakan bahwa sering melihat media sosial saat mengobrol dengan orang lain dapat mengganggu kesehatan mental.

Seorang ahli bedah plastik di AS mengatakan bahwa media sosial telah memengaruhi remaja di sana untuk operasi plastik. Ahli bedah plastik bersertifikat di New York AS Norman Rowe mengatakan kalau tren bertambahnya jumlah remaja yang ingin operasi plastik.

Selama musim panas, sebelum tahun ajaran baru sekolah dimulai rupanya kata Rowe semakin banyak remaja yang ingin suntik filler untuk mempertebal bibir atau pembesaran payudara atau breast augmentation. Alasannya para remaja tersebut melakukan bedah plastik karena berbagai alasan. 

Mulai dari karena faktor perundungan, terinsipirasi dari arti idolanya hingga media sosial. Padahal membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial berhubungan dengan depresi. 

"Asumsi saya terjadi peningkatan hingga 50% sejak lima tahun lalu,” kata Rowe seperti dikutip Daily Mail.


ilustrasi media sosial./Pexels.com

Tren bedah plastik 

Sponsored

Lima tahun lalu, kata Rowe hanya dua siswa per minggu selama tahun ajaran berlangsung, dan lima hingga enam siswa selama musim panas yang melakukan operasi plastik. Sekarang, sekitar lima hingga tujuh siswa per minggu selama tahun ajaran berlangsung, dan 12-15 siswa selama musim panas yang melakukan operasi plastik. 

Rowe menyebut musim panas menjadi momen paling laris. Sebab para remaja ingin memiliki penampilan baru sebelum mereka kembali ke sekolah.

Ahli bedah plastik bersertifikat di Beverly Hills, California Stuart Linder menambahkan, sekitar dua hingga tiga remaja melakukan bedah plastik pada September- Mei. Lalu, sepanjang bulan Juni hingga Agustus jumlah tersebut meningkat menjadi sekitar 10 remaja per bulan.

Meski belum melihat peningkatan permintaan operasi pembesaran payudara pada remaja, Linder tidak membantah jumlah remaja yang menginginkan operasi plastik meningkat. Linder menemukan bahwa banyak remaja usia 15-16 tahun menginginkan operasi plastik pada wajah.

Data lain dari American Society of Plastic Surgeons juga mendukung fakta ini. Pada 2016, sekitar 66.347
prosedur cosmetic surgical dilakukan pada orang-orang usia 13-19 tahun. Angka tersebut merupakan hasil peningkatan sebanyak 3% dari 2015.

Angka tersebut adalah hasil peningkatan sekitar tiga persen dari tahun 2015. Cosmetic surgical yang paling diminati, yaitu memperbaiki bentuk hidung dan pembesaran payudara.

Tiru selebritis

Ahli bedah telah mencatat bahwa gadis-gadis generasi milenial, khususnya yang sering melihat foto selebritas di media sosial yang seakan-akan tampil awet muda, punya keinginan untuk meniru penampilan selebritas tersebut.

Kondisi tersebut membuat Rowe khawatir. Ia bahkan mengaku tidak ingin setiap remaja yang datang kepadanya ingin melakukan operasi plastik untuk meniru penampilan seorang selebritas.

"Ini harus dikendalikan dan mengingatkan kepada anak-anak, apa yang ada di instagram bukanlah yang terpenting," cetus Rowe. 

Padahal sejumlah risiko menghantui dengan melakukan operasi. Seperti: adanya parut, kehilangan kulit, dan perdarahan.

Lain hal bila ada remaja memilih untuk bedah plastik lantaran ada kelainan pada ukuran payudara atau lainnya, disebut Linder sebagai bagian dari bedah rekonstruksi payudara. 

Berita Lainnya
×
tekid