Bentrok gangster di Jakarta
Beberapa kali, tiga kelompok besar gangster di Jakarta kerap bertikai dalam persaingan bisnis.

Di dalam bukunya Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru (2018), Ian Douglas Wilson menulis, masa peralihan pasca-Orde Baru, geng etnis tersebar di Jakarta dan banyak yang sudah memiliki ceruk pasar yang mapan dalam bisnis remang-remang hingga jasa perlindungan.
Menurutnya, geng di Jakarta muncul dari jaringan keluarga, ikatan klan, dan arus migrasi ke Ibu Kota, dengan pemimpin-pemimpin karismatik, seperti John Kei, Hercules Rosario Marshal, dan Ongen Sangaji—adik Basri Sangaji.
Pada 1990-an, kelompok Hercules pernah berjaya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ian menulis, pada 1993 pengikut Hercules mendekat angka 400 orang, yang kebanyakan pemuda dari Indonesia Timur. Pada 1994, Hercules dan kelompoknya berhasil merebut Jati Bunder, Tanah Abang, yang sebelumnya didominasi kelompok Betawi dan Madura.
“Menguasai jatah setoran di gedung pasar utama yang lukratif, serta mengendalikan pelacuran di Bongkaran, tempat mereka mendirikan markas besar,” tulis Ian.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Mewujudkan e-commerce inklusif bagi penyandang disabilitas
Kamis, 30 Nov 2023 16:09 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB