sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Abdur Arsyad dan PKS TV, Mamat Alkatiri dan Presiden PKS

Abdur Arsyad evaluasi konten PKS TV, Mamat Alkatiri malah ketawa-tawa.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Minggu, 23 Apr 2023 10:30 WIB
Abdur Arsyad dan PKS TV, Mamat Alkatiri dan Presiden PKS

Komika Abdur Arsyad tidak bisa dipancing sedikit soal kecendrungan politiknya. Sohibnya, Mamat Alkatiri yang bertanya, bahkan agak heran-heran mendengar komika asal NTT itu nyerocos terus. Abdur cuek saja membongkar pandangan dan pendirian politiknya bahkan sampai menyebut nama partai yang ia dukung. 

Ini beda. Menyebut partai yang didukung itu sesuatu yang biasanya tabu bagi publik figur, kecuali mereka yang memang resmi sebagai kader partai. 

Abdur Arsyad jadi tamu di acara podcast Maling, di channel Youtube Has Creative, yang tayang, Sabtu (22/4). Acara ngobrol-ngobrol santai ini dipandu Mamat. Obrolan yang diangkat biasanya selalu kental dengan topik sosial politik. Memang cocok dengan persona Mamat, komika Papua yang suka roasting pemerintah dan politikus.

Di konten HAS Creative, Abdur blak-blakkan mengaku sebagai pendukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tetapi uniknya, Abdur mengaku selalu menolak jika diundang PKS untuk tampil. Mamat yang bukan pendukung PKS saja justru pernah hadir di acara PKS. 

Sebelum bongkar kaitan Abdur dan PKS, kedua komika Timur yang punya hubungan benci tapi rindu ini, mengawali obrolan politiknya dengan menyinggung agenda show Abdur yang lalu dan yang akan datang. Di sini Abdur mengungkap akan menggelar special show pada akhir tahun ini dengan mengangkat sisi politik. "Black Campaign". Itu mungkin title acaranya.

Setidaknya kepada penontonnya nanti, Abdur ingin menyuarakan keresahan dan ajakannya untuk menghindari situasi yang terjadi pada Pemilu 2019, di mana masyarakat mudah diadu domba sehingga terbelah hanya karena beda pilihan politk.

"Saya pengin, kita menyambut tahun politik 2024 ini... dengan jauh lebih dewasa berbeda daripada 2019. Belajar dari 2019, harusnya kita lebih dewasa. Jangan lagi kita mau diadu domba. Mau pilihan beda, mereka yang di atas juga jabat tangan kok, kenapa kita yang di bawah ini merawat perbedaan ini sampai lima tahun," kata Abdur bijak.

Ocehan bijak Abdur ini langsung disambut Mamat dengan kata-kata yang berbunga-bunga tetapi berduri. 

Sponsored

"Saya selalu punya kata-kata tuh soal itu," kata Mamat.

Abdur menunjukkan gestur antusias. Tapi, ingin komikal. 
"Abang Mamat kata-katanya dong untuk perbedaan politik di Indonesia..!" Abdur memancing.

Mamat menyeruput minuman di gelas kertasnya dan mulai berorasi,"Saya selalu bilang perbedaan politik itu, mereka di atas itu memang maunya kita berbeda... sejak 2010," kata Mamat sambil terkekeh.

"Kenapa begitu Abang Mamat," Abdur mancing lagi.

"Karena meraka itu yang di atas-atas itu penginnya kita menjadi pasir, karena kalau pasir dilemparkan ke muka mereka itu, mereka tidak akan merasakan apa-apa. Tetapi kalau kita bersatu jadi batu, lempar ke muka mereka maka nanti satu kena borgol, dua kena borgol, tiga kena borgol.. Perbedaan itu mereka yang menciptakan di atas, jadi tidak mau, (kita) harus bersatu," Mamat langsung menyodorkan tangan mengajak Abdur salaman, tetapi Mamat langsung menariknya kembali. Akhirnya Abdur bersalaman dengan ruang hampa.
 
Abdur tidak mau ambil pusing. Dia langsung tarik suara menyanyi lagu Komang 'sebab kau terlalu indah dari sekadar kata,' milik Raim Laode. Mamat juga ikut nyanyi.

Abdur dan PKS TV, Mamat dan Presiden PKS

Abdur suka PKS, tetapi bukan berarti dia mau diidentikan begitu saja dengan partai yang berbasis masa Islam itu. Menurutnya, ia tidak kenal dengan petinggi PKS. Kondisi ini justru membuatnya tetap bebas berpendapat bahkan mengkritik, tanpa harus sungkan.

Komika yang biasa membawa materi kritik sosial itu juga menyentil partai yang nampaknya bakal ia coblos di Pemilu 2024 itu.

"Menurut saya ketika saya menjaga diri untuk tidak masuk ke sana atau tidak mengenal orang orang ini, saya lebih fair menilai PKS. Kalau ada yang salah saya bilang salah.. Banyak hal sebenarnya di PKS yang saya tidak sependapat, cara-caranya PKS itu, saya berani bilang begini karena saya tahu PKS tidak akan tersinggung, banyak hal di dalam PKS yang tidak ditreatment dengan baik, disampaikan dengan baik kepada simpatisannya," kata Abdur.

Bicara soal komunikasi politik PKS terhadap pemilihnya, Abdur langsung menyentil PKS TV.

"PKS TV itu ada, tapi isinya, tayangannya macam Orde Baru kan. Lihat saja konten PKS TV itu... (omongan saya) ini jangan dipotong (diedit)... kaya tayangan-tayangan zaman Soeharto," sindir Abdur. 

"Maksud saya, kau kan punya generasi milenial suruhlah bikin konten yang bagus. Misalkan UU Cipta Kerja, jangan tunggu TV, kalian bikinlah. Jelaskan dari awal sampai A-Z. Karena tanggung jawabmu itu bukan hanya kepada masayarakat Indonesia lebih khususnya kepada orang yang memilihmu duduk di sana," sembur Abdur.

Sekarang giliran Mamat ikut terpancing. Ia menyodorkan pandangannya soal sisi komunikasi PKS, yang dianggap perlu dibenahi. 

"Salah satu hal yang saya sampaikan secara langsung ke mereka di acara itu (saat Mamat diundang PKS), itu soal penyampaian mereka ke publik buruk. Misalnya, yang waktu itu, karena mereka hajarnya ke saya waktu itu. Presiden PKS (Ahmad Syaikhu) nyebut nama saya, 'Bang Mamat mungkin bang mamat melihat kami seperti ini, tetapi kami ini bersama rakyat kami ikut di luar demo BBM bersama masyarakat dan mahasiswa'," cerita pemuda Fakfak itu.

"Maksud saya," sambung Mamat. "Kau tidak perlu jelaskan itu ke saya. Kau jelaskan itu ke masyarakat, kenapa zaman SBY kau setuju BBM naik, kenapa zaman sekarang kau tidak setuju. Supaya orang tidak bingung, ini karena soal koalisi dan oposisi. saya sampaikan itu," kata Mamat.

Obrolan pun berlanjut, tetapi kemudian kereta lewat. Kebetulan syuting acara obrolan ini di lokasi dekat stasiun. Di podcast Maling, mereka punnya permainan candaan politik setiap terdengar kereta lewat dengan menyebut 'negara....'

"Mamat ada kereta lewat tadi," lempar Abdur.

"Kenapa?" 

"Karena kita syuting di Jatinegara," jawab Abdur.

"Negara apa Bang," Mamat mancing lagi. 

"Negara yang presidennya pernah pegang jati," kata Abdur.

Sampai di sini Abdur bisa main aman. Tetapi kemudian kereta lewat lagi. Abdur pun kena jebakan Mamat.

"Ada lagi," Mamat memberi kode ke Abdur untuk memulai permainan kata.

"Mamat ada kereta lewat," angkat Abdur.

"Kenapa kereta lewat di sini," tanya Mamat. 

"Karena kita syuting di Jatinegara," timpal Abdur. 

"Ini negara apa Bang," kembali Mamat umpan Abdur untuk mengeluarkan punchline-nya.

"Ini... negara yang bikin kereta cepat, utang banyak sekali," seloroh Abdur yang memancing tawa Mamat dan yang menonton.

Berita Lainnya
×
tekid