Penjahat mencuri 200.000 data pelanggan Starbucks
Kejadian ini memaksa pelanggan untuk mengatur ulang kata sandi mereka.

Starbucks Singapura, Jumat (16/9), mengatakan database pelanggannya dibobol secara online. Media lokal melaporkan bahwa 200.000 informasi orang telah dicuri dari sana.
Rantai niaga toko kopi -- waralaba Starbucks berlisensi yang dimiliki oleh Maxim's Caterers yang berbasis di Hong Kong -- mengatakan dalam email kepada para pelanggan bahwa mereka telah "menemukan... beberapa akses tidak sah" ke detail seperti nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, dan alamat rumah.
"Otoritas terkait telah diberitahu dan Starbucks Singapura membantu mereka dalam masalah ini," kata email yang dilihat AFP.
Perusahaan mengatakan telah mengetahui pelanggaran tersebut pada 13 September, dan tidak ada rincian kartu kredit yang diambil karena tidak menyimpannya.
Kejadian ini memaksa pelanggan untuk mengatur ulang kata sandi mereka.
Sebuah agen hubungan masyarakat yang mewakili Starbucks Singapura mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya "tidak dapat mengungkapkan jumlah pelanggan yang terkena dampak".
The Straits Times mengatakan 200.000 data pelanggan dicuri dan dijual di forum online pada 10 September.
Satu salinan database telah dijual seharga 3.500 dolar Singapura, surat kabar itu menambahkan.
Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah diberitahu tentang insiden tersebut dan telah menghubungi Starbucks Singapura untuk informasi lebih lanjut.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Jalan panjang negara mensejahterakan lansia
Senin, 06 Feb 2023 09:15 WIB
Jejak berdarah Sumiarsih dari Gang Dolly
Minggu, 05 Feb 2023 06:18 WIB