sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

33 rumah terendam dan 3 hanyut akibat banjir bandang Minahasa

Pascakejadian, petugas BPBD setempat segera melakukan upaya penanganan darurat dengan menyiagakan tim reaksi cepat.

Dave Linus Piero
Dave Linus Piero Selasa, 21 Sep 2021 09:38 WIB
33 rumah terendam dan 3 hanyut akibat banjir bandang Minahasa

Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara dilanda banjir bandang pada Senin (20/9) pukul 14.30 waktu setempat.  Ketinggian permukaan banjir berkisar 200 sampai dengan 300 cm.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Minahasa Tenggara terus melakukan pendataan dampak banjir bandang yang terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ratahan dan Ratahan Timur. Dari banjir itu, mengakibatkan kerusakan pada bangunan.

“33 unit rumah terdampak dan tiga bangunan hanyut di Kecamatan Ratahan, dengan rincian rumah warga satu unit, kios satu dan bengkel satu. Sedangkan di Ratahan Timur, banjir bandang berdampak pada rumah warga 17 unit dan balai satu,” tulis Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam siaran tertulis pada Selas (21/9) pagi.

“Pascakejadian, petugas BPBD setempat segera melakukan upaya penanganan darurat dengan menyiagakan tim reaksi cepat, salah satunya mengevakuasi warga dan mengkaji cepat di lapangan. BPBD juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam memastikan keselamatan warga yang terdampak di dua kecamatan tersebut,” lanjut Abdul Muhari.

Sponsored

Menurut analisis dari inaRISK, Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk dalam wilayah dengan potensi banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan berada pada kategori tersebut, salah satunya Kecamatan Ratahan dan Ratahan Timur, yang saat ini terkena banjir bandang. 

Selain itu, personel BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara juga ikut membantu penanganan darurat di wilayah terdampak. BNPB mengimbau pemerintah daerah (Pemda) untuk melibatkan organisasi setempat untuk menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari pada saat terjadi bencana. Selain itu, masyarakat juga diimbau melakukan aksi dini, salah satunya melakukan saling berkoordinasi antara masyarakat yang berada di kawasan hulu dengan mereka yang berada di sisi hilir.

Koordinasi dengan radio komunikasi dapat melibatkan organisasi masyarakat seperti RAPI atau Orari  atau penggunaan telepon selular untuk menginformasikan kondisi hujan di kawasan hulu. Ini akan membantu warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai untuk melakukan evakuasi sejak dini. 
 

Berita Lainnya
×
tekid