Aksi pelajar turun ke jalan berkoordinasi lewat grup Whatsapp
Polisi amankan 570 pelajar yang terlibat aksi kerusuhan di sekitar Gedung DPR MPR RI.
Buntut aksi turun ke jalan yang dilakukan sejumlah pelajar pada Rabu (25/9) hingga dini hari Kamis (26/9) yang berakhir ricuh, Polri mengamankan 570 pelajar yang terlibat aksi di sekitar Gedung DPR/MPR. Meski begitu, sebagian pelajar telah dilepas oleh Polisi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan sebagian besar dari para pelajar tersebut telah dijemput oleh keluarganya. Namun Argo tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah pelajar yang telah dijemput tersebut.
"Kemarin pelajar sudah dijemput orang tuanya masing-masing dan saudaranya," kata Argo di Polda Metro Jaya pada Kamis (26/9).
Argo mengatakan sebagian dari para pelajar itu kedapatan membawa senjata tajam (sajam) dan masih dalam pemeriksaan polisi. Jumlahnya sedang didata oleh polisi. Mereka yang membawa senjata tajam akan dijerat dengan Undang-Undang darurat.
Argo menerangkan penyidik juga masih mendata sajam yang dibawa oleh para pelajar itu. Mereka akan dikenakan Undang-Undang darurat.
Sementara itu, para pelajar yang melakukan aksi pada Rabu (25/9) disebut Argo berasal dari Bogor, sekitar Jakarta dan Karawang. Para pelajar yang melakukan aksi turun ke jalan saling berkoordinasi melalui grup Whatsapp untuk melakukan aksi ricuh itu.
“Iya melalui grup Whatsapp. Grup apa namanya masih didalami,” pungkas Argo.