Autopsi selesai, polisi tak temukan proyektil tewaskan Randi
Polisi menduga peluru yang mengenai tubuh Randi adalah peluru yang memantul dari target sebelumnya (rekoset).
Aparat kepolisian telah selesai melakukan autopsi terhadap Immawan Randi, yang tewas saat melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal, hasil autopsi tak menemukan adanya proyektil yang bersarang di tubuh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara tersebut.
"Autopsi sudah selesai pada Randi, tidak ditemukan ada proyektil," kata Iqbal di Gedung Humas Polri, Jakarta, Jumat (27/9).
Menurutnya, tidak adanya proyektil yang bersarang dalam tubuh Randi, disebabkan peluru menembus dadanya. Namun Iqbal juga mengatakan, polisi menduga peluru yang menerjang tubuh Randi berasal dari peluru yang memantul (rekoset).
Iqbal mengatakan, polisi juga akan melakukan autopsi terhadap Muhammad Yusuf Kardawi. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoleo itu akhirnya meninggal setelah mendapat perawatan intensif di RS Bahteramas, Kendari.
Dia mengatakan, Mabes Polri telah mengirimkan dua tim investigasi ke Kendari, untuk mengusut dugaan penembakan polisi terhadap mahasiswa yang melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD Sultra.
Rekaman peristiwa di Kendari yang menewaskan La Randi (21), mahasiswa Universitas Haluoleo saat berunjuk rasa ke gedung DPRD Sulawesi Tenggara (26/9).
Suara tembakan beruntun, lalu korban jatuh dan hendak diselamatkan kawan-kawannya, namun tak tertolong. pic.twitter.com/ZLb0On6EdW — Dandhy Laksono (@Dandhy_Laksono) September 26, 2019
Dua tim yang dikirim terdiri dari tim Profesi dan Pengamanan (Propam) dan tim Inspektur Pengawasan Umum (Itwasum) Polri. Namum tidak disebutkan jumlah tim tersebut.
"Sejak kemarin Pak Kapolri telah mengirimkan dua tim dari Propam dan Itwasum untuk mengecek apakah ada kesalahan SOP (standar operasional prosedur) dalam pengamanan demo mahasiswa," kata Iqbal.
Iqbal memastikan Polri memberikan sanksi tegas, jika hasil investigasi menunjukkan tewasnya mahasiswa dalam aksi tersebut akibat peluru tajam polisi. Namun ia menekankan dalam pengamanan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan agar para personel tidak dibekali peluru tajam.
"Apabila pelakunya terbukti nanti secara scientific adalah aparat, akan ditindak secara tegas, dikenakan pidana," ucapnya.
Immawan Randi tewas saat mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sultra pada Kamis (26/9). Randi yang merupakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), meregang nyawa setelah dada sebelah kanannya ditembus peluru tajam.
Adapun Yusuf Kardawi mendapat luka serius akibat benturan di bagian kepala. Terdapat lima luka sepanjang sekitar 5cm yang diderita Yusuf.