close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah pekerja berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020)/Foto Antara/Aloysius Jarot Nugroho.
icon caption
Sejumlah pekerja berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020)/Foto Antara/Aloysius Jarot Nugroho.
Nasional
Kamis, 21 Januari 2021 23:25

Bonus demografi terealisasi bila tenaga kerja berkualitas

ICMI beber sejumlah faktor pendukung terealisasinya bonus demografi.
swipe

Bonus demografi (BD) Indonesia dimulai tahun 2012 dan akan berakhir tahun 2045. Bonus demografi adalah suatu kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di suatu wilayah lebih besar dibanding penduduk usia nonproduktif, yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas.

Menurut Ketua Pengurus Majelis Perguruan Tinggi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Fasli Jalal, bonus demografi akan terealisasi salah satunya dengan menyuplai tenaga kerja dalam jumlah besar dan berkualitas.

"Syarat suplai tenaga kerja harus bermutu, pendidikannya baik, kesehatannya baik, etos, karakter, akhlaknya baik, dan punya keterampilan untuk menjadi global citizen. Dia bisa bekerja dalam bahasa yang berbeda, dalam budaya yang berbeda, dalam tim yang berbeda," ujarnya pada Kamis (21/1) malam.

Pun kehadiran pekerja perempuan di pasar kerja dalam jumlah banyak, mereka bisa membantu peningkatan pendapatan keluarga.

"Secara spesifik kalau bisa mengangkat bagaimana perempuan yang semakin terdidik. Separuh dari tenaga kerja kita makin terdidik tapi partisipasinya masih jauh di bawah. Kalau laki-laki sudah 80% masuk kedalam lapangan kerja, perempuan jumlahnya hampir sama baru 50%. Jadi kalau dinaikkan 15% masih jauh dari 80%. Berarti kita harus memberikan peluang pekerjaan 15 juta perempuan yang makin terdidik, tapi dia juga menjadi manajer rumah tangga," jelas Fasli.

Agar bonus demografi terealisasi, sambung Fasli, kebijakan ekonomi harus kondusif agar lapangan kerja tercipta.

"Kebijakan ekonomi kondusif untuk lapangan kerja dan upaya menyediakan kredit mikro yang banyak, sehingga anak-anak muda lebih berani untuk berusaha dan dia akan keluar dari jerat kemiskinannya," kata Fasli.

Terakhir, lanjut Fasli, good governance juga mendukung untuk investasi penciptaan lapangan kerja. Namun, tetap mengontrol pertumbuhan penduduk.

"Good governance menjadi sangat penting, tapi jangan lupa tetap menjaga pertumbuhan penduduk yang tidak terlalu tinggi. Tetap bertumbuh tapi tidak terlalu tinggi. Kalau ini kita lakukan, mudah-mudahan Covid datang pun bonus demografi tetap bisa terealisasikan," tutupnya.

img
Zahra Azria
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan