Empat strategi Kemenkes elaminasi tuberkulosis
Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus dan 144.000 kematian per tahun.

Indonesia menargetkan eliminasi penyakit tuberkulosis (TB) pada 2030. Pangkalnya, menjadi negara tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus dan 144.000 kematian setiap tahun.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (P2P Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan, TB menjadi atensi lantaran puluhan tahun tidak terselesaikan. Ia sesumbar target yang dicanangkan dapat terealisasi.
"[TB adalah] penyakit yang sudah puluhan tahun tidak bisa kita selesaikan," ujarnya. "Dengan saling bekerja sama, pasti bisa kita tuntaskan."
Kemenkes menyusun 4 strategi untuk mengelaminasi TB. Pertama, meningkatkan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dalam mengidentifikasi TB dengan penambahan sarana prasarana (sapras) pendukung.
Kedua, memperkuat dan memperluas surveilans berbasis laboratorium. Ke depannya, pemeriksaan TB akan memanfaatkan lab PCR selain TCM dan menggunakan reagen produksi dalam negeri.
Berikutnya, membentuk TB Army untuk melacak pasien initial lost to follow up (iLTFU) TBC resisten obat (RO) dengan melibatkan penyintas dan organsiasi terkait. TB Army diinisiasi pada Oktober 2022 dan mulai dikembangkan di beberapa daerah secara bertahap.
Terakhir, mengembangkan vaksin TB. Saat ini, pemerintah sedang mengembangkan 3 jenis vaksin TB, yang seluruhnya menggunakan teknologi berbeda.
Salah satu vaksin TB berbasis protein rekombinan dari Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF). Adapun dua lainnya berbasis viral vektor yang dikembangkan oleh CanSino-Etana dan berbasis mRNA yang diriset BioNTech bersama PT Bio Farma (Persero).
"Saya berharap semua strategi ini bisa kita lakukan. Kita harus agresif karena kita berbicara penyakit yang kematiannya melebihi Covid-19," kata Maxi, menukil laman Kemenkes.
Lebih jauh, ia menyampaikan, Kemenkes sedang meneliti penerapan mekanisme baru pengobatan pasien TB RO. Harapannya, pengobatan lebih cepat sehingga pasien tak perlu berobat selama 20 bulan.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Mewujudkan e-commerce inklusif bagi penyandang disabilitas
Kamis, 30 Nov 2023 16:09 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB