sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemen PPPA: Kolaborasi kunci utama kesetaraan gender

Perempuan yang paling mengetahui masalah dan solusi yang melingkupi dirinya.

Natasya Maulidiawati
Natasya Maulidiawati Kamis, 30 Sep 2021 13:25 WIB
Kemen PPPA: Kolaborasi kunci utama kesetaraan gender

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, menegaskan, kolaborasi merupakan kunci utama untuk mewujudkan kesetaraan gender. 

"Selama ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tidak hanya menekankan kolaborasi lintas sektor, tetapi juga mendorong kolaborasi antar perempuan dalam setiap program kerja," ujarnya dalam keterangannnya, (30/9).

Dilansir dari laman Kemenpppa Bintang mengatakan, Kolaborasi tidak hanya dilakukan dengan Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, ataupun dunia usaha, tetapi kolaborasi antar perempuan untuk saling memberikan dukungan satu sama lain juga harus didorong dan diperkuat. 

Para perempuan harus bersatu karena advokat terbaik bagi kaumnya. Kaum hawa yang paling mengetahui masalah dan solusi yang melingkupi dirinya.

Meskipun, masih terdapat berbagai permasalahan yang diakibatkan oleh konstruksi sosial yang berkembang di masyarakat, seperti banyaknya perempuan yang tidak mendapatkan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan yang setara dengan laki-laki, sehingga menyebabkan potensinya tidak termaksimalkan, tetapi pada kenyataannya perempuan memegang banyak peranan penting.

Sejalan dengan itu, ead of Programmes United Nations (UN) Women Indonesia, Dwi Yuliawati Faiz, menyatakan, bahwa perempuan memiliki peranan penting, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Studi "Menilai Dampak Covid-19 terhadap Kesetaraan Gender" yang dilakukan oleh UN Women menggambarkan bahwa pandemi memiliki dampak lebih besar kepada perempuan daripada laki-laki. 

"Salah satunya berkaitan dengan pekerjaan tidak berbayar, artinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, merawat orangtua yang sedang sakit, merawat orang sakit itu 36% lebih banyak dilakukan oleh perempuan,” ujar Dwi Kamis (30/9).

Sponsored

Dwi juga mengungkapkan, bahwa Covid-19 telah menimbulkan dampak ekonomi yaitu pengurangan 82% pendapatan perempuan dari usaha informal. Meskipun begitu, lebih cerdik dalam melihat kesempatan. 

Berdasar tudi yang kami lakukan, banyak sekali bisnis perempuan yang meningkat penggunaan platform internetnya untuk menjual produknya. 

"Diperkirakan 54% usaha mikro milik perempuan sekarang menggunakan internet untuk menjual produk, dibandingkan dengan 39% usaha mikro milik laki-laki. Hal ini, menunjukkan, perempuan bukan hanya bertahan, tetapi juga bertumbuh," ujarnya.

President of Kids and Family Business Visinema, Anggia Kharisma mengatakan, isu di masyarakat menunjukkan bahwa banyak sekali perempuan yang pada akhirnya belajar dengan sendirinya menggantikan peran suami untuk menjadi tulang punggung keluarga, utamanya di kondisi pandemi ini.

"Perempuan bukanlah satu-satunya kelompok masyarakat yang memiliki peranan penting, meskipun dianggap rentan," bebernya.

Berita Lainnya
×
tekid