sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes sebut 3 provinsi tuntas eliminasi malaria

Ada tiga provinsi di Indonesia dengan seluruh kabupaten/kota belum sama sekali capai eliminasi malaria.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 23 Apr 2021 11:05 WIB
Kemenkes sebut 3 provinsi tuntas eliminasi malaria

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Didik Budijanto mengungkapkan, tiga provinsi di Indonesia dengan seluruh kabupaten/kota telah tuntas eliminasi malaria, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali. Di sisi lain, juga ada tiga provinsi di Indonesia dengan seluruh kabupaten/kota belum sama sekali mencapai eliminasi malaria. Yaitu, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

“Hanya saja, pada tahun ini, Alhamdulillah provinsi TT (14% capaian eliminasi) dan Maluku Utara (10% capaian eliminasi) menjadi provinsi yang pertama di kawasan Timur Indonesia yang kabupaten/kotanya mencapai eliminasi malaria,” ujar Didik dalam diskusi virtual, Jumat (23/4).

Ia pun berharap capaian eliminasi malaria di NTT dan Maluku Utara dapat dipertahankan hingga 2030. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Nusa Tenggara Timur (NTT) Messerassi B.V Ataupah mengungkapkan, tiga kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi malaria. Yaitu, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kota Kupang.

“(Kami) telah berhasil mengeliminasi 3 kabupaten. Kami tahu persis di NTT endemis malaria ini sangat mengganggu. Kami di puskesmas dulu malaria ini masuk menjadi 2 besar (tertinggi) penyakit (yang diderita pasien). Sekarang ini malaria sudah keluar dari 10 besar (tertinggi) penyakit di NTT,” ucapnya.

Sponsored

Ia pun menyebut, kabupaten/kota dengan endemis tertinggi malaria masih terkonsentrasi di Pulau Sumba. Sebab, persoalan utamanya berkaitan dengan hasil penelitian bahwa masih terjadi defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase/kondisi yang menyebabkan sel darah merah pecah, karena obat-obatan tertentu, infeksi, atau stressor) di Pulau Sumba dan manajemen stok obat anti malaria.

Pihaknya telah berencana menyelesaikan persoalan defisiensi G6PD, sehingga warga Pulau Sumba dapat mengkonsumsi obat anti malaria. Semua kasus positif malaria hasil pemeriksaan laboratorium harus diobati dengan ACT (artemisinin combination therapy).

Sebanyak 14.042 kasus positif (92%) dari total 15.341 yang ditemukan di NTT telah diobati dengan ACT. Sedangkan, sebanyak 1.299 kasus positif (8%) belum diobati sesuai standar. Untuk mempercepat eliminasi malaria, sebanyak 963.900 lembar kelambu pun sudah didistribusikan.

Berita Lainnya
×
tekid