sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pentingnya kolaborasi pemerintah dan masyarakat untuk atasi dampak Covid-19

Karena dampaknya bukan hanya pada ekonomi saja, melainkan juga kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dan dampak-dampak yang lain.

Silvia Ng
Silvia Ng Kamis, 16 Sep 2021 13:47 WIB
Pentingnya kolaborasi pemerintah dan masyarakat untuk atasi dampak Covid-19

Pandemi Covid-19 merupakan masalah global yang memberikan dampak besar bagi semua pihak. Saat-saat seperti inilah, pemerintah dituntut untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.

Deputi Bidang Koordinasi RMPK Kementerian Perekonomian (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Didik Suhardi mengatakan, hingga saat ini, total bantuan pemerintah kepada masyarakat hampir mencapai Rp3,5 triliun.

Didik mengungkapkan, per tanggal 2 Agustus 2021, Jokowi telah menginstruksikan untuk memperkuat solidaritas penanganan Covid-19. Upaya ini dilakukan dengan bersinergi bersama antar kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat.

“Kemenko PMK akan berperan sebagai rhesus linker untuk menemukan rhesus yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Seperti yang kita ketahui, klasternya ini akan sangat banyak, karena dampaknya bukan hanya pada ekonomi saja, melainkan juga kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dan dampak-dampak yang lain” jelasnya, dalam webinar, Kamis (16/9).

Sementara itu, terdapat beberapa program pemerintah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Misalnya, Kementerian Sosial (Kemensos) yang memberikan bantuan sosial, dan Kementerian Desa (Kemendesa) yang memberikan bantuan dana desa melalui bantuan langsung tunai dari dana desa (BLTDD).

Juga ada program-program yang ditangani oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan lembaga kementerian yang terkait dengan penanganan Covid-19.

“Misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan pulsa, Kemendesa ada BLTDD itu. Kemudian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada hal-hal yang terkait dengan program kesehatan,” ungkapnya.

Didik menyebutkan, sejak awal keberadaan Covid-19, sudah banyak berbagai program bantuan humanitarian yang dikelola oleh masyarakat.

Sponsored

“Itu merupakan kumpulan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik dalam negeri ataupun luar negeri yang selama ini juga ikut terlibat dalam penanganan Covid-19,” katanya dalam siaran pers, Kamis (16/9).

Pada kesempatan yang sama, CEO Rumah Zakat Nur Efendi memaparkan berbagai program yang tengah dilakukan dalam upaya penanganan Covid-19. Saat ini, Rumah Zakat berfokus kepada empat program.
Pertama, Rumah Zakat memberikan informasi yang positif dan jelas tentang pandemi. Selain itu, juga memberikan optimisme kepada masyarakat bahwa kita semua mampu keluar dari situasi dan krisis akibat Covid-19 ini.
Program ini dioptimalkan ke seluruh media dan relawan Rumah Zakat yang tersebar di 34 provinsi dengan berkoordinasi dengan satuan tugas (satgas) Covid-19 sampai ke desa-desa.

Program kedua berfokus pada sektor kesehatan, Rumah Zakat memberikan fasilitas telekonsultasi yang dapat diakses selama 24 jam. Kemudian, memberikan sarana dan prasarana rumah sakit, termasuk rumah sakit lapangan dan ruang-ruang isolasi. Di samping itu, memberikan layanan pinjam oksigen, layanan mobil ambulans gratis, dan vaksinasi.

Selanjutnya, program pada sektor sosial dengan memberikan program paket sembako kepada masyarakat di 34 provinsi, juga memberikan makanan siap saji, dan memberikan bantuan santunan kepada anak-anak yatim dan dhuafa.

“Termasuk, beasiswa kepada mereka yang orangtuanya meninggal karena Covid-19. Sampai hari ini kita berikan kurang lebih 45.000 anak-anak yang kita kasih santunan dan beasiswa untuk masa depan mereka,” jelas Efendi.
Terakhir, program yang berfokus pada sektor ekonomi. Menurut dia, ekonomi adalah sektor yang perlu diperhatikan secara jangka panjang. Rumah Zakat mengadakan program padat karya produktif yang melibatkan masyarakat terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) agar mendapatkan penghasilan.

Selain itu, Rumah Zakat juga memborong produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang kemudian disalurkan kepada masyarakat terdampak. Lalu, program ketahanan pangan yang membantu para petani Indonesia.
“Jadi kita bantu para petani Indonesia sehingga diharapkan mampu menyiapkan lumbung pangan bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat terdampak. Saat ini sudah ada 9 provinsi yang kita persiapkan,” pungkasnya.

 

Berita Lainnya
×
tekid