Mantan Menteri Tenaga Kerja meninggal dunia karena kanker Limfoma
Cosmas Batubara meninggal dunia setelah dua tahun bertahan dari penyakit yang dideritanya.

Mantan Menteri Tenaga Kerja era Presiden Soeharto, Cosmas Batubara, meninggal dunia pada Kamis, (8/8) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusmo (RSCM) Kencana karena kanker Limfoma. Informasi meninggalnya aktivis mahasiswa pada tahun 1966 itu disampaikan langsung melalui cucunya, Micahel Manurung.
“Telah Berpulang ke Rumah Bapak di Surga Suami/Ayah/Opung yang kami Cintai Bapak Cosmas Batubara (Mantan Meteri Tenaga Kerja RI) pada Hari Kamis, 08 Agustus 2019 di Rumah Sakit Kencana,” tulis pesan yang disebarkan oleh Michael Manurung, cucu dari Cosmas Batubara, pada Kamis (8/8).
Jenazah Cosmas Batubara saat ini sudah disemayamkan di kediamannya yang terletak di Cikini, Jakarta Pusat pada Kamis pagi. Dari informasi yang dihimpun, Cosmas telah bertahan selama dua tahun melawan kanker penyakit yang dideritanya itu.
Dari pantauan di lapangan, karangan bunga memenuhi bagian depan dan area sekitar rumah almarhum. Ada di antaranya ucapan duka cita dari Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Cosmas Batubara lahir di Purbasaribu, Simalungun, 19 September 1938. Dia adalah politisi Partai Golkar yang pernah menempati beberapa posisi penting di pemerintahan dalam era Presiden Soeharto.
Selain pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja, dia juga pernah memangku tugas sebagai Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat dan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Ketiga posisi itu diembannya dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Pada masa mahasiswa, dia adalah Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Ketua Presidium KAMI Pusat. Dia adalah Pelopor Gerakan Mahasiswa Angkatan 66 yang disegani.
Saat ini, dia menjabat sebagai petinggi di beberapa perusahaan seperti Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk, Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan Komisaris PT Intiland Development Tbk.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Buntut panjang peretasan bank syariah terbesar
Minggu, 28 Mei 2023 06:30 WIB
Seberapa sakti nomor urut caleg di Pemilu 2024?
Jumat, 26 Mei 2023 15:05 WIB