sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT610 terkuak

Penyebab kecelakaan sedikit terkuat saat KNKT telah berhasil mengunduh Flight Data Recorder (FDR) black box pesawat Lion Air JT610.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 05 Nov 2018 18:01 WIB
Penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT610 terkuak

Penyebab kecelakaan sedikit terkuat saat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah berhasil mengunduh Flight Data Recorder (FDR) black box pesawat Lion Air JT610.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, kondisi data FDR yang diunduh terbilang cukup bagus untuk dianalisa lebih lanjut. Namun, dia masih enggan membuka banyak fakta-fakta dari dalam data FDR itu.

"Kita perlu menganalisa penyebabnya dulu, setelah nanti selesai laporan akhirnya, baru akan saya sampaikan ke publik," ujar Soerjanto setelah menyampaikan perkembangan evakuasi pesawat Lion Air di hadapan keluarga korban di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11).

Soerjanto hanya mengungkap sedikit terkait kronologis ledakan pesawat yang jatuh pada Senin (29/10). Fakta itu terungkap dari dalam FDR black box yang ditemukan pada Kamis (1/11).

"Pesawat meledak saat menyentuh permukaan air, bukan di udara," ungkapnya.

Hal tersebut dapat dibuktikan dari seberapa jauh sebaran serpihan jatuh di sepanjang lokasi jatuhnya pesawat, perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

"Serpihan pesawat paling jauh kita temukan di radius 250 meter, artinya kejadian teronsentrasi di situ saja. Kalau di udara, serpihannya bisa lebih luas lagi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Soerjanto menjelaskan bahwa penyebab ledakan pesawat bernomor registrasi PK-LQP itu karena menghantam perairan Tanjung Karawang dalam kecepatan yang cukup tinggi.

Sponsored

"Saat pesawat menyentuh air, mesinnya masih dalam keadaan hidup. Hal ini ditandai dengan hilangnya semua ujung turbin maupun kompresor pesawat menandakan pada saat menyentuh air pesawat masih bekerja dalam keadaan putaran yang cukup tinggi," tambahnya.

Meski begitu, Soerjanto Tjahjono memastikan akan melanjutkan penyelidikan dari salah satu bagian kotak hitam itu hingga benar-benar tuntas dianalisa.

"Setidaknya kita butuh satu sampai dua minggu untuk memverifikasi hipotesis tersebut," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid