Polri diminta tidak defensif dan reaktif respons kritik publik
Sikap kepolisian yang defensif dan reaktif dalam menyikapi kritik masyarakat bakal kian memperburuk citra Polri.
Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai, masyarakat kini tidak puas dengan pelayanan kepolisian yang minim. Deretan ulah anggota Polri yang viral di media sosial mencerminkan akumulasi keluhan yang meledak.
“Polisi itu berbuat benar saja tentu saja sudah banyak yang mencemooh, apalagi tidak berbuat benar. Kalau muncul viral-viral itu, artinya memang ada kekurangan dalam pelayanan kepolisian terkait keluhan-keluhan masyarakat,” ucapnya dalam webinar, Minggu (31/10).
“Kalau dikatakan bahwa yang ada di media sosial bukan rapor [institusi] secara keseluruhan, saya setuju. Hanya saja ini tetap menjadi cermin pelayanan kepolisian yang masih kurang kepada masyarakat,” sambungnya.
Menurut Bambang, kepolisian mesti tidak menyikapi keluhan masyarakat dengan defensif dan reaktif agar tidak kian memperparah keadaan. Jika tidak, bakal semakin membuka luka publik terhadap Polri.
Dicontohkannya dengan maraknya #percumalaporpolisi yang direspons dengan sikap defensif dan reaktif malah berujung munculnya ejekan "sebaiknya polisi diganti satpam bank".
Itu menunjukkan pelayanan Polri jauh dari harapan masyarakat, apalagi kepolisian lebih fokus dengan penegakan hukum karena memang banyak celah yang bisa dimainkan sehingga muncul keluhan dari masyarakat, seperti kasus jual beli pasal atau mengubah status pengedar narkoba menjadi pengguna narkoba.