sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sahroni minta polisi koordinasi tangkap Pendeta Saifuddin

Pernyataan Pendeta Saifuddin patut disesalkan karena berisi pesan kebencian terhadap agama tertentu.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 21 Mar 2022 17:28 WIB
Sahroni minta polisi koordinasi tangkap Pendeta Saifuddin

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta Kepolisian berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menangkap Pendeta Saifuddin Ibrahim perihal permintaan untuk menghapus 300 ayat dalam Al-Quran. 

"Apakah itu Imigrasi atau lembaga lainnya karena isunya beliau ada di luar negeri. Nah polisi perlu menindak dan menangkap Saifuddin dengan cepat, demi kita menghindari perpecahan dan kemarahan di masyarakat. Tidak boleh ada tempat bagi penghinaan agama apa pun juga di Indonesia," kata Sahroni kepada wartawan, Senin (21/3).

Sahroni menilai penyataan Saifuddin patut disesalkan karena berisi pesan kebencian terhadap agama tertentu. Kata dia, apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin berpotensi menyulut konflik di tengah masyarakat.

"Pernyataan seperti ini sangat berbahaya karena bisa menyulut konflik di masyarakat, dan kita tahu, agama adalah isu sensitif. Apapun agamanya, kalau dihina kita tentunya tidak akan diam," ujar politikus Partai Nasdem ini.

Dia menegaskan, penindakan terhadap pendeta Saifuddin Ibrahim penting dilakukan. Polisi bisa berkoordinasi dengan pihak terkait, karena Saifuddin kabarnya berada di luar negeri. Tindakan tegas perlu dilakukan demi meredam emosi masyarakat.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, Pendeta Saifuddin saat ini telah berada di luar negeri. Menurutnya, penyidik Bareskrim akan berkoordinasi dengan Federal Bureau of Investigation (FBI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM terkait keberadaan Saifuddin di Amerika Serikat.

Pernyataan Saifuddin telah memicu kemarahan lantaran meminta Menteri Agama untuk menghapus dan merevisi 300 ayat Al-Qur'an. Menurutnya, ayat-ayat itu mengajarkan kekerasan dan terorisme. Dia juga menyebut pesantren adalah sumber terorisme.

Permintaan Saifuddin itu beredar melalui sebuah video viral. Terlihat seorang pria mengenakan kaus hitam berbicara soal terorisme dan radikalisme, serta meminta Menteri Agama mengatur kembali kurikulum di pondok pesantren (ponpes).

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid