sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tanggap darurat usai, 3 kampung di Bogor belum bisa diakses kendaraan

Pejalan kaki membutuhkan waktu 2 jam menuju Kampung Ciparengpeng.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Rabu, 05 Feb 2020 05:04 WIB
Tanggap darurat usai, 3 kampung di Bogor belum bisa diakses kendaraan

Meski masa tanggap darurat bencana sudah selesai akhir Januari 2020, tiga kampung (Ciparempeng, Cijairin, dan Ciear) di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, belum bisa diakses menggunakan kendaraan.

"Untuk akses mobil dari Kampung Cileuksa Ilir ke Ciparempeng belum bisa akses dengan mobil, baru jembatan untuk jalan kaki," ujar Komandan Korem 061/Suryakancana, Brigjen TNI, Novi Helmy Prasetya di Bogor, Selasa (4/2).

Helmy yang juga penanggung jawab tim tanggap darurat bencana Kabupaten Bogor ini mengaku akan berupaya membuka akses kendaraan ke tiga kampung tersebut pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Mudah-mudahan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilaksanakan (pembukaan akses)," harapnya.

Akses menuju tiga kampung tersebut terputus di jembatan yang menghubungkan antara Kampung Cileuksa Ilir dengan Kampung Ciparengpeng. Pejalan kaki membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Kantor Desa Cileuksa menuju Kampung Ciparengpeng, dan membutuhkan waktu tambahan sekitar 1,5 jam menuju Kampung Cijairin dan Ciear.

Selain itu, permukaan jalan di lokasi mirip jalur pendakian, membuat logistik ke tiga kampung tersebut dikirim menggunakan flying fox, menyebrangi bukit yang dibelah Sungai Ciberang.

Diketahui, Desa Cileuksa merupakan desa yang terisolasi paling lama di Kecamatan Sukajaya akibat longsor yang terjadi pada Rabu (1/1). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bahkan harus membelah dua bukit sebagai pengganti jalan utama, lantaran banyak jalan yang tergerus longsor.

Dua bukit hutan yang dibelah menjadi jalan utama itu berada di jalan penghubung antara Desa Pasir Madang dengan Desa Cileuksa. Panjang jalur tersebut sekitar 5,6 km, tanpa ada permukiman karena di kanan-kirinya berupa tebing dan jurang.

Sponsored

Jalur baru di atas dua bukit itu memiliki lebar sekitar 8 meter. Jalan pada bukit pertama panjangnya sekitar 700 meter, sedangkan jalan pada bukit kedua memiliki panjang hampir 2 km.

Sementara, total pengungsi di desa berpenduduk 8.100 jiwa itu mencapai 4.174 jiwa atau 1.696 Kepala Keluarga (KK). Dari total jumlah pengungsi, 148 di antaranya merupakan ibu menyusui dan 39 ibu hamil. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid