Tragedi Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam, adalah tragedi terbesar dalam sepakbola Indonesia, bahkan dunia. Federasi Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) langsung menyoroti ulah suporter yang meninvasi lapangan sehingga memicu peristiwa horor itu.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang bermula dari masuknya suporter ke tengah lapangan usai pertandingan di mana Arema kalah dari Persebaya Surabaya 2-3, Sabtu malam (2/10). Polisi yang berupaya menghalau ribuan penonton, menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan. Para suporter berjejal di pintu keluar sehingga banyak yang mengalami sesak nafas dan pingsan.
Sementara itu, Iriawan mengatakan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut. Sementara itu kompetisi Liga 1 2022/2023 sementara dihentikan.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tukas Ketum PSSI yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Jumlah korban tewas terkait pertandingan sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang, menjadi salah satu tragedi paling horor dalam sejarah sepakbola. Tragedi serupa yang pernah terjadi di belahan dunia adalah ketika 328 orang meninggal di Estadio Nacional Lima Peru pada 1964, dan pada 2001 sebanyak 126 orang meninggal di Accra Stadium, Ghana. Kemudian yang cukup mashur adalah tragedi di Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris pada 1989 yang menelan korban 96 orang tewas.(pssi)