sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Betapa gagahnya "Raja" Supachai menunggang Gajah Perang

Thailand berhasil mencatatkan kemenangan ketiga mereka di sejarah Piala Asia.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Rabu, 17 Jan 2024 13:06 WIB
Betapa gagahnya

Posisi striker menjadi salah satu posisi tersulit bagi pemain Asia Tenggara mana pun untuk mencapai kemajuan. Biasanya klub-klub serumpun di kawasan ini bergantung pada pemain asing di posisi tersebut dan kecanduan pada kekuatan ujung tombak impor untuk mencetak gol.

Publik yang objektif akan terkesan dengan proses yang sukses Supachai Chaided dari Thailand di Piala Asia 2023.

Sekali lagi, Thailand membuktikan aristokrasinya sebagai raja sepak bola Asia Tenggara tanpa terbantahkan. Setelah menyaksikan rival mereka se-ASEAN, Indonesia, Malaysia dan Vietnam menderita kekalahan di pertandingan pembuka, tim Gajah Perang tampil dominan untuk merebut poin penuh di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Selasa (16/1).

Mereka mengalahkan Kirgizstan 2-0 dalam pertandingan pembukaan Grup F Piala Asia 2023 lewat dua cetakan Supachai. Hebatnya, dalam sekali kesempatan terakhir, Supachai nyaris membukukan hattrick perdana di turnamen kali ini.

Jalannya laga

Thailand lebih cepat beradaptasi dan kerja bagus dari Nicholas Mickelson di sisi kanan menciptakan peluang bagi Supachok Sarachat di menit ke-14, tembakannya membentur tiang gawang. Upaya susulan Supachai mencetak gol, namun bola pantul dianulir karena offside.

Kirgizstan kembali selamat dari ancaman delapan menit kemudian ketika tendangan cerdik Supachok berhasil menemui Suphanat Mueanta, tembakan kuat penyerang OH-Leuven itu menerpa mistar gawang.

Thailand tidak dapat digagalkan untuk ketiga kalinya ketika Bordin Phala, yang terlepas dari sisi kiri pada menit ke-26, memotong ke dalam sebelum melepaskan tendangan melengkung dari jarak 25 yard yang ditepis oleh Erzhan Tokotaev ke arah Supachai, yang berlari masuk untuk memberi sentuhan akhir yang pelan saja.

Sponsored

Kirgizstan membaik di menit-menit akhir babak pertama. Zhyrgalbek Uluu Kairat melepaskan tendangan menyusur dari luar kotak penalti yang dengan mudah dijinakkan oleh penjaga gawang Patiwat Khammai.

Anak buah Masatada Ishii memulai babak kedua dengan percaya diri, hampir menggandakan keunggulan mereka dalam waktu dua menit setelah jeda ketika umpan panjang Theerathon Bunmanthan diterima oleh Suphanat tetapi Tokotaev melakukan penyelamatan fantastis dengan satu tangan.

Gol kedua terjadi segera setelah Kirgizstan gagal menepis umpan silang Mickelson – bola membentur punggung Tamirlan Kozubaev – memberi Supachai gol lainnya untuk mencetak gol keduanya sekaligus gol ketiganya di gelanggang Piala Asia.

Upaya terbaik tim Asia Tengah untuk memperkecil ketertinggalan terjadi pada menit ke-52 melalui Joel Kojo. Tendangannya dari jarak dekat melambung di atas mistar gawang.

Thailand berhasil mencatatkan kemenangan ketiga mereka di sejarah Piala Asia.

Raja Asia Tenggara niscaya melanjutkan momentum mereka ketika menghadapi Oman pada Minggu (21/1). Sementara Kirgizstan memiliki tugas yang sulit untuk bangkit kembali melawan Arab Saudi di hari yang sama.

Striker pintar

Supachai di Buriram United di mana pemain berusia 25 tahun ini tidak hanya mendapatkan banyak menit bermain, dia juga mengincar gelar juara.

Melakukan debutnya pada usia 18 tahun di Liga 1 Thailand, mulai mencetak gol dalam penampilan keduanya untuk klub, mencatat skor melawan BEC Tero pada tahun 2016.

Musim ini Supachai telah mencetak 9 gol di liga untuk Buriram, bakatnya terus menarik perhatian tim nasional Thailand.

Dipanggil perdana ke War Elephants pada tahun 2018, saat itu usianya 20 tahun melakukan debut internasional melawan Hong Kong dan berhasil mencetak satu assist dalam kemenangan satu gol di pertandingan tersebut.

Sebagai pemain yang terbilang masih muda, Supachai sudah punya pengalaman bermain di Liga Champions AFC dan Piala Asia, termasuk mencetak satu gol ke gawang China di babak 16 besar edisi 2019.

Dengan tinggi badan 1,85m, Supachai memiliki postur yang bagus namun mungkin perlu membangun lebih banyak otot untuk memastikan bahwa ia dapat bersaing dengan kerasnya menghadapi bek-bek lawan yang cenderung sedikit lebih agresif.

Namun atribut terbesar Supachai ialah apa yang dibutuhkan oleh semua striker, tekad yang tak tergoyahkan untuk mencetak gol dan dengan itu, dia bukanlah seseorang yang membiarkan peluang yang hilang berdampak padanya dalam sebuah pertandingan.

Tajam dalam mencetak gol dan sangat pintar dalam menemukan ruang di dalam kotak penalti, Supachai merupakan pemain yang masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dan mungkin lebih cocok memperkuat klub J.League 1 yang berada di peringkat bawah. Mungkinkah usai Piala Asia 2023, striker muda Thailand mengikuti jejak langkah legendaris Teerasil Dangda?

Berita Lainnya
×
tekid