sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pembelaan pelatih Argentina atas provokasi timnya kepada timnas Belanda

Argentina berhasil melaju ke semifinal Piala Dunia 2022, usai mengalahkan Belanda 4-3 lewat adu penalti di babak delapan besar.

Martinus Hendrawan Wijaya
Martinus Hendrawan Wijaya Selasa, 13 Des 2022 06:41 WIB
Pembelaan pelatih Argentina atas provokasi timnya kepada timnas Belanda

Pelatih kepala Argentina Lionel Scaloni, membela perilaku timnya selama kemenangan perempat final yang berapi-api melawan Belanda, saat Lionel Messi dan kawan-kawan mengalihkan perhatian mereka untuk mencapai semifinal Piala Dunia.

Argentina berhasil melaju ke semifinal Piala Dunia 2022, usai mengalahkan Belanda 4-3 lewat adu penalti di babak delapan besar. Laga ini harus dituntaskan ke adu penalti usai imbang 2-2 selama 120 menit.

Selama pertandingan ini, wasit mengeluarkan 17 kartu kuning (15 untuk pemain dan dua untuk staf).

Banyak kritik yang ditujukan kepada pemain Argentina karena tindakan mereka yang banyak memprovokasi Belanda. Seperti, Lionel Messi yang melakukan selebrasi di depan bangku cadangan Belanda. Leandro Paredes juga dengan sengaja menendang bola ke arah bangku cadangan Belanda.

Setelah akhir pertandingan, para pemain Argentina juga terlihat mengejek pemain Belanda setelah menang adu penalti.

"Pertandingan sebelumnya dimainkan dengan cara yang harus kami mainkan dari kedua tim, Belanda dan Argentina, dan itulah sepak bola," ujar pelatih kepala Scaloni dikutip dari Sky Sports.

"Dalam sepak bola, terkadang Anda harus bertahan, menyerang, dan beberapa pertandingan bisa terjadi seperti pertandingan sebelumnya. Mungkin ada argumen, waktu yang lebih menantang, tetapi itu saja. Itulah mengapa ada wasit yang membuat keadilan," kata dia.

“Kami kalah dari Arab Saudi, kami tidak mengatakan apa-apa. Kami memenangkan Copa America di Brasil dan kami mengalami perilaku paling sportif dengan Messi, Paredes, dan Neymar. Mereka semua duduk bersama di terowongan di Maracana itu, jadi saya benar-benar tidak yakin dengan gagasan perilaku tidak sportif ini. Kami harus menunjukkan kebanggaan dan kami hanya memainkan permainan seperti yang seharusnya dimainkan," tutur dia.

Sponsored

Dan kemudian ada wasit yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan. Segalanya berakhir saat wasit meniup peluit akhir.

Makanya, dia menegaskan, timnya sangat menghormati Belanda, Kroasia, dan semua lawan yang dihadapi. Itu menjadi salah satu ciri utama dan ciri kepribadian timnya sejak pertandingan pertama.

"Kita harus mengakhiri gagasan bahwa kami tidak menjadi pemenang atau pecundang yang baik-itu sangat jauh dari siapa kami sebenarnya sebagai tim, sebagai skuad, dan sebagai cara kami mewakili bangsa ini," ucap dia.

 

Sumber: skysports.com

Berita Lainnya
×
tekid