sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Shakhtar Donetsk minta FIFA mengganti Iran di Piala Dunia 2022

CEO dari Shakhtar Meminta agar Iran diganti dengan Ukraina yang tidak lolos kualifikasi.

Aditya Putera Pratama
Aditya Putera Pratama Selasa, 25 Okt 2022 08:09 WIB
Shakhtar Donetsk minta FIFA mengganti Iran di Piala Dunia 2022

Peryantaan aneh dikemukakan oleh CEO salah satu club sepak bola Ukraina, yaitu Shakhtar Donetsk. Sergei Palkin yang menginkan untuk FIFA menghapus keikutsertaan Iran sebagai negara di Piala Dunia 2022. Hal tersebut berhubungan dengan sifat politis atas invasi yang terjadi kepada Ukraina hingga saat ini.

Mengutip News18, Selasa (25/10), alasan tersebut dikeluarkan lantaran Iran mengirim Drone atau pesawat tanpa awak ke kelompok Krimea.

“Ini akan menjadi keputusan yang adil yang harus menarik perhatian seluruh dunia pada rezim yang membunuh orang-orang terbaiknya dan membantu membunuh warga Ukraina,” tutur Palkin saat dalam jumpa pers di lanjutan pertandingan Liga Champions Eropa antara Shakhtar Donetsk vs Celtic FC. 

Hal ini juga didukung dari data yang diberikan oleh Gedung Putih.

Pihak Amerika Serikat mengatakan bahwa Iran terlibat langsung di lapangan wilayah Krimea. Keterikutan tersebut membuktikan Iran mengirim pesawat tak berawak di Krimea dan mendukung serangan Rusia terhadap infrasturktur Ukraina dan penduduk sipil. 

Hal itu tentunya membuat adanya keberpihakan Iran kepada Rusia. Atas dugaan tersebut Sergei Palkin ingin melakukan diskusi dengan FIFA agar mempertimbangkan keputusan ini.

Sementara, FIFA sendiri tidak segera menanggapi permintaan dari Palkin tersebut. Hal ini dianggap sama saja konyol untuk mengganti Ukraina sebagai pengganti Iran. 

Jika suatu saat Iran di skors oleh FIFA, maka tidak akan ada tim Eropa yang menjadi penggantinya. Karena aturan sudah jelas bahwa tidak ada jaminan sebuah negara korban konflik mengikuti piala dunia tanpa mengikuti atau tidak lolos babak kualifikasi.

Sponsored

Lantas atas kejadian ini para pendukung sepak bola di seluruh dunia di sosial media menganggap bahwa Ukraina telah terlalu manja untuk dikasihani agar bisa mendapatkan simpati. Walaupun sebelumnya FIFA telah melakukan diskors kepada Yugoslavia pada 1994 dan Rusia pada tahun ini, bukan berarti membuat Ukraina tampil di Piala Dunia 2022 atas belas kasihan.

Kebanyakan pihak sepakat bahwa jangan terlalu membawa unsur politis soal konflik perang kepada sepak bola. Walaupun sepak bola bisa menjadi wadah untuk berdamai, namun bukan berarti negara yang sedang berkonflik harus manja akan simpati yang diberikan dunia. Ukraina menjadi contoh bagaimana sifat yang terlalu banyak meminta bantuan membuat negara yang bersekutu dengan negara ini menjadi merasa sedikit kurang nyaman.

Berita Lainnya
×
tekid